Mengenal Ciri Khas Golok Asal Pangandaran, Bergagang Tanduk

golok pangandaran
AKTIVITAS di tempat perajin golok di Kabupaten Pangandaran. doc pandai/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Perajin golok atau yang biasa disebut pandai harus mempertahankan kualitas dan ciri khas. Khususnya di Kabupaten Pangandaran.

Bagi masyarakat di daerah pesisir selatan Jawa Barat ini, golok merupakan salah satu peralatan yang dijadikan sebagai alat bantu pekerjaan.

Dari kebutuhan masyarakat tersebut, secara turun temurun orang tua dahulu mewariskan talenta kerajinan membuat golok kepada generasi penerusnya.

Salah satu perajin golok di Pangandaran yang hingga kini masih bertahan adalah Sodik atau biasa dipanggil Ki Sodik. Dia tinggal di Pangleseran, Kecamatan Parigi.

Golok yang diproduksinya memiliki ciri khas, yakni gagang (pegangan) terbuat dari bahan tanduk kerbau betina. Kemudian diukir dengan berbagai motif.

Baca juga:  Calhaj asal Pangandaran Berangkat Jumat Siang, Kemenag Khawatir Terhambat Macet

“Saya pilih bahan gagang dari tanduk itu karena berisi, mudah dibentuk. Berbeda dengan tanduk kerbau jantan yang tak berisi atau kosong,” kata Ki Sodik, Jumat (12/3/2021).

Tentunya, dari satu ekor kerbau hanya bisa mengahsilkan 2 buah gagang golok. Terlebih, bahan baku tersebut susah didapat lantaran jarang.

Untuk modalnya saja, perajin golok harus merogoh kocek Rp150.000/kg. Namun, ada bahan lain untuk menjadikan golok yang diproduksinya memiliki pegangan.

“Pakai bahan dari kayu yang berkualitas bagus, seperti akar mahoni, kayu sonokeling atau kayu cijulang. Saya gunakan itu kalau tidak dapat tanduk,” ujarnya.

Bahan Golok Terbuat dari Plat Baja

Perajin golok lainnya, Encu mengaku, dirinya sudah puluhan tahun tenggelam dalam kerajinan membuat golok. Telentanya itu turun temurun dari nenek moyangnya.

Baca juga:  Netralitas ASN, Bawaslu Surati Pemda Pangandaran

“Hasil produksi golok kami tembus ke berbagai daerah, seperti Ciamis, Tasikmalaya bahkan keluar Pulau Jawa,” tuturnya.

Golok yang diproduksinya banyak diminati pelanggan lantaran memiliki kekuatan dan ketajaman yang awet. Sehingga tak sedikit orang untuk memesan golok buatan Encu.

“Berbagai macam ukuran dan motif ada. Golok khas sunda ujungnya melengkung, ada juga golok yang seperti pedang berukuran panjang 40 cm,” sebutnya.

Untuk bahan baku golok sendiri, kata Encu, khusus dari plat baja atau per mobil. Selain mudah didapat, bahan tersebut memiliki kualitas tinggi.

“Beli di bengkel per mobil, Rp5.000/kg. Kalau bahan gagang golok dari tanduk kerbau betina. Dikirim dari Tasikmalaya, Kalimantan dan Sulawesi,” terangnya.

Baca juga:  Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata Positif COVID-19

Sementara itu, dirinya menjual golok yang siap pakai atau sudah tajam dengan harga beragam. Mulai Rp300.000 hingga Rp450.000.

“Sebelum dijual dites dulu, tempelkan pada kuku jempol tangan atau kaki, lalu sedikit digeruskan. Kalau golok tajam akan langsung menempel, ada bekas gerusan,” ucapnya. (R001/smf)