Menata Kembali Arah Perjuangan Muslimah

Menata Kembali Arah Perjuangan Muslimah
Foto ilustrasi from Pexels

OPINION, ruber.id – Opini Menata Kembali Arah Perjuangan Muslimah oleh Aliyah Najma.

Tindak kekerasan terhadap perempuan di Indonesia yang tercatat dalam Komnas Perempuan meningkat signifikan pada tahun 2021. Jika, dibandingkan dengan tahun 2020 lalu.

Meski kampanye anti kekerasan terhadap perempuan terus digelar tiap 25 November sampai 10 Desember bahkan menjadi agenda rutinan setiap tahun.

Salah seorang tokoh pimpinan partai besar divisi Muslimah mengatakan dalam sambutan workshop memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP). Bahwa, jumlah yang tercatat itu hanya puncak dari fenomena gunung es tindak kekerasan terhadap perempuan.

Yang mana, korbannya punya keberanian untuk melaporkan ke institusi resmi ataupun aparat hukum.

Beliau juga mengajak seluruh pengampu kepentingan untuk bersatu agar bisa memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan Indonesia.

Baca juga:  Hikmah Khusyuk dalam Salat

“Perempuan Indonesia harus berani berbicara mengungkapkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan,” ungkapnya dengan mendapat sambutan hangat dari para peserta yang berada di aula salah satu pondok pesantren di Jatiwangi, Majalengka, Desember 2022, lalu.

Persoalan kekerasan terhadap perempuan sesungguhnya, hanyalah bagian kecil saja. Dari sedemikian banyak permasalahan yang dihadapi umat terlebih kaum perempuan.

Seluruh persoalan tersebut, tidak lain adalah berpangkal dari kerusakan aturan hidup yang diterapkan saat ini.

Yakni, menerapkan sistem hidup sekuler kapitalistik yang memisahkan aturan agama dari kehidupan.

Sehingga, terjadi kerusakan di berbagai lini. Termasuk, perlakuan terhadap perempuan.

Solusi Atasi Permasalahan Perempuan

Untuk mengatasi persoalan-persoalan yang menimpa perempuan. Bahkan, seluruh persoalan umat adalah dengan mengembalikan sistem aturan kehidupan yang rusak kepada sistem aturan kehidupan yang benar.

Yakni, sistem Islam yang berasal dari pencipta alam semesta yaitu Allah SWT.

Baca juga:  Pentingnya Edukasi Masyarakat dalam Percepatan Penanganan Virus Berbahaya, Covid-19

Sesungguhnya, untuk mengembalikan sistem kehidupan Islam inilah seharusnya perjuangan Muslimah bangkit dan bergerak mengambil peran.

Muslimah bergerak dengan umat secara berjemaah untuk melakukan perubahan yang bersifat mendasar.

Perjuangan muslimah tidak hanya terbatas pada persoalan-persoalan cabang. Yang bisa melalaikan umat dalam masalah parsial, dan melanggengkan sistem kufur dalam kehidupan kaum Muslim.

Karena itu, kaum muslimah harus diarahkan pada perjuangan mengembalikan sistem kehidupan Islam.

Bergerak membongkar pemikiran yang rusak, membangun kesadaran umat. Sampai akhirnya, mampu melenyapkan kekufuran dan menggantinya dengan cahaya Islam.

Kaum muslimah, harus menjadikan akidah dan hukum Islam sebagai landasan gerak dan perjuangannya.

Memiliki visi dan misi yang sama dengan pergerakan jemaah Islam. Yaitu, menegakkan kalimah Allah dengan membina dan menyebarkan pemikiran Islam kaffah yang murni di tengah-tengah umat. Terutama, kalangan muslimah.

Baca juga:  Spirit Isra Mikraj, Semangat Mengokohkan Keimanan

Perjuangan muslimah juga tidak boleh memisahkan dari perjuangan umat Islam secara keseluruhan.

Rasulullah SAW., membina umat baik laki-laki maupun perempuan untuk bergerak dengan mengikuti tanzhim tertentu di bawah komando beliau sebagai pemimpin.

Gerakan muslimah, harus bersifat politis. Yakni, mengarahkan perjuangan pada upaya optimalisasi peran politik perempuan di tengah-tengah umat berdasarkan syariat Islam.

Dengan meneladani perjuangan Rasulullah SAW., itulah, kaum muslimah akan mampu mengatasi persoalan-persoalan yang menimpa perempuan pada khususnya, dan umat keseluruhan.

Kaum muslimah, akan mampu mendidik generasi pemimpin yang berkepribadian Islam, cerdas dan mengembalikan kepemimpinan dunia ke tangan umat Islam. Kehidupan yang rahmatan lil’alamin akan dirasakan oleh seluruh umat. Inya Allah. Wallahu ‘alam bi ash-showwab.