SUMEDANG, ruber — Seni dan budaya Sunda tetap lestari di tanah penerus Kerajaan Padjajaran, Kabupaten Sumedang.
BACA JUGA: Maruarar Sirait Ajak Generasi Muda Lestarikan Seni Budaya Sunda
Anggota Komisi XI DPR RI Maruarar Sirait mengaku bangga regenerasi seni dan budaya Sunda di Sumedang ini tetap berjalan.
“Saya bangga menjadi bagian dari masyarakat Sunda. Saya bangga seni warisan leluhur ini bisa tetap lestari, regenerasinya pun masih terus berjalan.”
“Ada seniman yang sudah berumur 50 tahun, 30 tahun, sampai tadi ada juga yang masih umur 10 tahun. Saya senang, karena ini tandanya regenerasi terus berjalan,” ujarnya saat reses di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Jumat (1/3/2019) sore.
Seni Sunda, kata dia, seperti seni reak, kuda renggong, kuda lumping, jaipong, badawang, singa barong, topeng rehe, hingga pencak silat merupakan kekayaan masyarakat Sunda yang harus terus dilestarikan.
“Para pelaku seninya bisa tetap eksis, dan berbagai jenis kesenian Sundanya berkualitas, menjadi tontonan yang menghibur masyarakat. Ini merupakan bagian dari kekayaan rakyat Indonesia yang harus terus dilestarikan,” ucapnya.
Sebagai anggota DPR RI, lanjut dia, dalam tiap reses, dirinya konsen untuk terus membantu masyarakat di Sumedang, Majalengka, dan Subang melestarikan seni budaya Sunda.
“Tak hanya di Sumedang, kemarin saya di Subang juga sama, terus mengangkat seni budaya Sunda,” katanya.
Dalam kesempatan reses di Sumedang ini, sebagai ungkapan terima kasihnya kepada warga Sumedang, Bang Ara (Sapaan Maruarar Sirait) memberikan santunan kepada 300 anak yatim piatu se-Kecamatan Jatinangor.
“Ini sebagai ungkapan terima kasih saya, karena selama 15 tahun telah mengantarkan saya ke parlemen (DPR RI). Berkat masyarakat Sumedang juga saya menjadi peraih suara terbanyak di antara parpol dan caleg DPR RI lainnya di dapil SMS ini,” katanya. luvi
