BERITA NASIONAL, ruber.id – Guna menambah wawasan tentang keadaan negara saat ini, Menko Polhukam, Mahfud MD berikan kuliah umum kepada para praja Institut Pendidikan Dalam Negeri atau IPDN, Rabu (30/3/2022).
Dalam kuliah umum atau stadium general yang dilaksanakan di Gedung Graha Wiata Praja, para praja diberi gambaran kondisi politik dan hukum dengan data yang aktual serta faktual.
Rektor IPDN Hadi Prabowo menjelaskan, dengan diberikanya wawasan tentang keadaan yang terjadi saat ini. Ia berharap, para praja bisa lebih cermat dalam menganalisa dan tidak mudah termakan hoaks.
“Praja akan ditambah wawasannya, kapasitasnya, melihat kondisi yang aktual serta faktual,” kata Hadi di kampus IPDN Jatinangor, Rabu (30/3/2022).
Hadi menambahkan, kedatangan Menteri Polhukam ini, merupakan hal yang sangat membahagiakan.
“Dengan berkenannya Menteri Polhukam untuk hadir dan menyempatkan waktu, ini adalah hal yang membahagiakan,” katanya.
Hadi juga berharap, agar para praja bisa berpikir sistematis serta tidak mudah termakan hoaks dan sebagainya.
“Tentunya, praja harus mulai berpikir analisis, sistematis. Sehingga, harus melihat bahwa kebijakan yang ditempuh pemerintah ini, sudah memperhitungkan berbagai permasalahan atau aspek lainnya,” ucapnya.
Permasalahan yang Dihadapi Indones Saat Ini
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan, dalam kuliah umum ini, ia menjelaskan tentang situasi dan prospek, politik, hukum dan keamanan pada saat ini.
“Ya, saya ceritakan semua apa adanya bahwa kita, secara umum baik, dengan segala kekurangannya. Tentu ada masalah, tapi secara umum kita ini baik-baik saja,” ucap Mahfud MD di IPDN kampus Jatinangor.
Mahfud menjelaskan, dari persepsi publik yang objektif, indeks demokrasi sedikit naik, maka hukum juga ikut naik.
“Meskipun indeks demokrasi sedikit naik, maka hukum juga ikut naik. Kalau dari perspektif publik yang objektif, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penyidik yang objektif,” jelasnya.
Mahfud menuturkan, Indonesia sejauh ini masih banyak menghadapi tantangan.
Misalnya, masalah keamanan di beberapa bagian tertentu seperti di Papua. Kemudian, ada penangkapan terhadap teroris-teroris.
“Jangan sembarangan, penangkapan terhadap teroris itu harus diyakini dulu. Bukan hanya punya dua alat bukti saja, tapi harus tiga alat bukti kalau densus itu,” tuturnya.
Mahfud menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa saja.
“Justru kita harus mau menerima protes, kalau tidak, kita tidak akan bisa menjadi maju,” ucapnya.
Penulis: dedi suhandi/Editor: R003