EKBIS  

Kreatif! Peneliti Unisba Racik Kopi Garut dengan Tampilan Bening

Kopi bening
Ist/ruber.id

BERITA EDUKASI, ruber.idKopi hitam sudah biasa, tapi kopi bening? Bagaimana rasanya? Sebetulnya kopi bening sudah ada sejak dua tahun lalu.

Penampakannya, berupa cairan bening beraroma kopi, dan sama sekali tanpa ampas.

Di Kota Bandung, pelopor kopi ini yakni dosen farmasi Universitas Islam Bandung (Unisba) Gita Cahya Eka Darma.

Menurutnya, gagasan mengolah kopi bening terinspirasi oleh minuman serupa asal Irlandia.

Ketika bereksperimen, Eka menuturkan bahwa dia melakukan proses uji coba tanpa sedikit pun campuran kimia.

Perangkat uji coba yang digunakan hanyalah gelas, air bening, dan kopi.

“Tapi, tentu saja mekanisme secara rincinya tak akan saya publikasikan, soalnya hak patennya akan saya daftarkan secara resmi,” kata Eka, Kamis (31/1/2019).

Baca juga:  KAMMI Minta Baznas Garut Bantu Biaya Operasi Bocah Tanpa Anus

Walau begitu, Eka membocorkan sedikit rahasianya.

Menurutnya, bahan utama yang digunakan adalah biji kopi jenis arabica Garut yang telah melalui proses sangrai atau roasting dengan pemanasan hingga 200 derajat celsius.

Keunggulan kopi Garut asli, sambung Eka, menghasilkan sensasi manis di akhir tegukan.

Semua level roasting dicoba. Mulai light, light to medium, medium, medium to dark, sampai dark.

Begitu juga dengan level penggilingan (grinding) mulai giling kasar, giling sedang, dan giling halus.

“Penelitian ini, dibantu mahasiswa saya, Devi Indah Pratiwi,” ucapnya.

Di Indonesia, ternyata sudah ada kopi serupa dan telah dilempar ke pasaran.

Tetapi setelah diuji secara laboratoris, pH kopi bening itu mencapai 3, sehingga memiliki sifat asam.

Baca juga:  Tagihan Melonjak Selama WFH, Ini Solusi yang Ditawarkan PLN

Proses pembuatannya lebih simpel, yakni dengan cara disuling. Sedangkan kopi versi Eka memiliki pH 6.7-6.8, sehingga mendekati pH air.

“Dengan begitu, kopi ini aman dikonsumsi penderita kelebihan asam lambung,” katanya.

Tetapi hingga saat ini belum ada kajian mengenai manfaat kopi beningnya.

Karenanya, Eka belum berani mengklaim manfaat kopi bening ini sama dengan kopi asli kebanyakan.

“Saya kira harus ada penelitian lanjutan. Tapi berdasarkan testimoni penggunanya, kopi ini malah memicu detak jantung lebih kencang, dan aman bagi penderita mag,” katanya.

Produksi Massal Butuh Dukungan Industri

Eka belum siap memproduksi kopi beningnya secara massal, karena belum ada dukungan dari kalangan industri.

Adapun, produksinya saat ini masih terbatas, itu pun baru ditawarkan di arena pameran.

Baca juga:  APBD 2023 Garut Jadi Bukti Pemenuhan terhadap RPJMD

Ia memasang bandrol Rp15.000-Rp20.000, untuk sebotol kopi berkapasitas 250 ml.

Karena cita rasanya tidak ‘terlalu kopi’, Eka menyarankan untuk tidak menyebutnya sebagai kopi bening.

“Ini tidak sepenuhnya kopi. Jadi, lebih pas disebut sebagai kopi teknokrat. Karena, merupakan turunan kopi yang dibuat oleh kalangan teknokrat, bukan barista,” tuturnya.***