Kenalkan Kaulinan Barudak, KKM STKIP Sumedang: Agar Anak Tak Kecanduan Game Online

Img
ANAK-anak di wilayah Desa Cipanas, Tanjungkerta, Sumedang asyik bermain berbagai kaulinan barudak, Kamis (13/2/2020). cici/ruber.id

TANJUNGKERTA, ruber.id – Sebagai upaya mengajak anak agar tidak sibuk dengan gadget, KKM STKIP Sumedang mengenalkan kaulinan barudak kepada anak di Desa Cipanas, Kecamatan Tanjungkerta, Sumedang, Kamis (13/2/2020).

Dewasa ini, game di gadget atau ponsel pintar mengalihkan dunia anak. Kebanyakan anak bahkan tidak tahu permainan-permainan seru zaman dahulu.

Ketua KKM Prodi Bahasa Indonesia
STKIP Sumedang Galih Prasetya menyebutkan kaulinan barudak seperti egrang, gatrik, simar.

Beklen, anjang-anjangan, simar, kasti, halma, maen galah, pecle, ucing sumput, cat-cat-an, dan permainan anak tradisional lainnya sudah jarang dimainkan.

Untuk itu, kata Galih, pada kesempatan KKM ini, ia bersama 12 anggota KKM lainnya berupaya kembali mengenalkan kaulinan barudak ini.

Baca juga:  Sadar Pentingnya Jaminan Sosial untuk Warga, Pemerintah Desa Linggajaya Teken MoU dengan BPJS Ketenagakerjaan Sumedang

“Saat ini, perhatian anak zaman sekarang ini lebih terfokus pada game di gadget.”

“Ini membuat kami prihatin, karena permainan game yang dilakukan anak secara berlebihan ini akan mengganggu tumbuh kembang anak juga.”

“Hal ini pula yang melatarbelakangi kami menggelar kaulinan barudak di wilayah KKM kami, yaitu di Desa Cipanas ini,” kata Galih kepada ruber.id, Kamis pagi.

Galih mengatakan, kaulinan tradisional ini dikenalkan kepada generasi Z, untuk meminimalisasi dampak dari gadget itu sendiri. Khususnya, dampak kecanduan game online.

“Kalau anak terlalu sering bermain game dan berbagai aktivitas di gadget dampaknya juga tidak baik. Apalagi kalau sudah kecanduan game online,” ucapnya.

Galih berharap, anak generasi penerus bangsa tidak gaptek (Gagap teknologi) tapi juga tetap tahu porsi dan mengenal waktu.

Baca juga:  20 Universitas Negeri Terbaik di Indonesia Tahun 2022 versi SIR, Ada Kampusmu?

“Waktu mereka untuk bermain di lingkungan sekitar rumah, sekolah, hingga waktu untuk belajar,” sebutnya

Kegiatan kaulinan barudak ini diapresiasi Kepala Desa Cipanas Asep Lantipan.

Menurutnya, apa yang dilakukan mahasiswa KKM STKIP Sumedang ini positif untuk membantu tumbuh kembang anak di wilayah desanya.

“Kaulinan barudak ini budaya tradisi juga. Jadi bagus dikenalkan pada anak, dan tentunya kami sepakat bahwa terlalu fokus pada gadget dan game di dalamnya, tidak baik untuk tumbuh kembang anak,” ujar Asep. (R014/Cici)

Baca berita lainnya: Keseruan Pemdes Cipanas Sumedang Cukur Massal Pelajar Sekolah Dasar