PANGANDARAN, ruber.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat berpendapat kemarau 2020 tak separah pada tahun lalu.
Kabid Kedaruratan Logistik Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Pangandaran Herliana Lilihar mengatakan, kemarau 2020 lebih basah dibandingkan tahun lalu.
Hal tersebut, kata Herliana, dapat dilihat dari intensitas hujan yang masih cukup tinggi hingga bulan Agustus di Kabupaten Pangandaran.
“Artinya, kekeringan di tahun ini sangat jauh jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2019). Itu juga hanya dibeberapa titik saja,” kata Herliana, Kamis (10/9/2020).
Hingga saat ini, baru ada empat desa di empat kecamatan yang meminta kiriman air bersih ke BPBD Kabupaten Pangandaran. Di antaranya Desa Margacinta di Kecamatan Cijulang.
Kemudian, Desa Parakanmanggu di Kecamatan Parigi, Desa Sukaresik di Kecamatan Sidamulih dan Desa Pamotan di Kecamatan Kalipucang.
“Kami sudah kirim ke Desa Margacinta 15.000 liter, Parakanmanggu 20.000 liter, Sukaresik 10.000 liter. Untuk Desa Pamotan belum dikirim,” ujarnya.
Herliana menuturkan, pengiriman air bersih rata-rata baru dilakukan satu kali. Ketiga desa tersebut di kirim pada bulan Agustus.
“Kalau ada desa yang memerlukan air bersih diharuskan membuat pengajuan dulu. Ditujukannya ke BPBD Pangandaran, lalu pihak pemerintah desa yang mengajukannya,” tuturnya.
Herliana menyebutkan, musim kemarau 2020 jarang terjadi kebakaran hutan, jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang cukup banyak terjadi.
“Kebakaran yang sering terjadi di tahun ini paling di pabrik pengolahan sama rumah-rumah warga. Kalau kebakaran yang terjadi di hutan jarang” sebutnya.
Sementara, Sekretaris BPBD Pangandaran Gunarto mengimbau, masyarakat diharapkan segera melapor ke pihak desa jika kekurangan air bersih.
“Koordinasi dulu ke desa, nanti desa melapor ke BPBD. Jangan gerasa gerusu lapor sendirian ke kami,” imbaunya. (R002/dede ihsan)
BACA JUGA: Alami Kekeringan Terluas, Sawah di Cimerak Pangandaran Puso Hingga 327 Ha