Kata Dosen STIT NU Al Farabi, Banyak Lembaga di Pangandaran Bingung Mengembangkan Visi

BERITA PANGANDARAN, ruber.id Dosen Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STIT NU Al Farabi Pangandaran Irpan Ilmi mengatakan, seyogianya, para pendidik sudah banyak paham tentang manajemen.

Tapi, implementasi dari hal itu masih sangat panjang.

“Kualitas pendidikan, selain ditentukan dari infrastruktur lembaga, juga ditentukan dari kualitas berpikir manusia di dalamnya,” katanya kepada ruber, Selasa (12/2/2109).

Irpan menuturkan, permasalahan yang muncul, yakni masih banyak lembaga yang bingung untuk mengembangkan visi.

Hal ini terjadi, karena lembaga terlalu disibukan dengan pelaporan dan tidak ada keran informasi untuk bekerjasama dengan pihak lain.

Baik dengannpihak pemerintah, ataupun pihak ke tiga.

“Pendidikan harus dilakukan tiap saat. Terlebih, dalam manajemen kami mengenal staf,” tuturnya.

Baca juga:  Pemdes di Pangandaran Ini Salurkan Bantuan untuk Puluhan ODP Virus Corona

Jika dilihat dalam kacamata Islam, kata Irpan, staf merupakan singkatan dari sidik, tablig, amanah dan fatanah.

“Kemampuan dasar inilah yang menjadi kata kunci hidup dalam Islam. Maka aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi akan menjadi terarah dan terukur serta transparan. Ini harus dilakukan oleh semua orang,” ujarnya.

Ketika ada kesalahan dalam suatu keadaan, kata Irpan, maka selesaikanlah dengan cara yang ramah, bukan marah-marah. Dan berorientasi pada manajemen perbaikan.

Irpan menambahkan, di Pangandaran sendiri terlihat banyak sekolah, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi. Namun, jenjang pendidikan menjadi kesenjangan pengetahuan.

“PAUD yang harusnya bermain dipaksakan untuk berhitung. Sebab, kalau masuk Sekolah Dasar (SD) standarnya bisa baca tulis,” tambahnya.

Baca juga:  DPRD Pangandaran Alokasikan Dana Rp2.4 Miliar untuk Penanggulangan Corona

Kendati demikian, kata Dosen Al Farabi ini, manajemen dalam pendidikan harus menyentuh semua aspek dan kalangan dengan cara yang mudah dan tepat sasaran.

“Pemerintah, lembaga pendidikan formal, nonformal, informal dan tokoh harus bersinergi untuk saling meningkatkan sumber daya manusia.”

“Selain itu, menjadi manusia yang unggul berkarakter ke-Indonesiaan. Sekaligus, penyayang bagi semesta,” sebutnya.***