Kasus Stunting di Pangandaran Tergolong Rendah, Tahun 2019 Ada 344 Balita

Img
KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki. smf/ruber.id
KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki. smf/ruber.id

PANGANDARAN, ruber.id Angka stunting di Kabupaten Pangandaran selama tahun 2019 tercatat 344 kasus.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Nani Yuningsih mengatakan, angka 344 kasus stunting tersebar di 15 Puskesmas yang ada di 10 kecamatan se Kabupaten Pangandaran.

“Jumlah balita se Pangandaran tahun 2019 tercatat 26.875, jika dipersentasekan angka kasus stunting dengan jumlah balita, hanya tercatat 1.28%,” katanya kepada ruber, Senin (19/8/2019).

Kasus stunting yang terjadi tahun 2019 sebanyak 344 balita. Terdiri dari kategori bayi pendek dan sangat pendek.

Nani menambahkan, sebaran kasus stunting di antaranya di Puskesmas Kalipucang 94, Puskesmas Parigi 34, Puskesmas Selasari 27, Puskesmas Cijulang 13, Puskesmas Cimerak 6.

Baca juga:  Cari Anak Stunting, Pemkab Garut Kerahkan Seluruh OPD dan Kecamatan

Sedangkan di Puskesmas Legokjawa 19, Puskesmas Cigugur 14, Puskesmas Langkaplancar 5, Puskesmas Jadikarya 3, Puskesmas Padaherang 3.

Sementara di Puskesmas Sindangwangi 29, Puskesmas Pangandaran 43, Puskesmas Sidamulih 21, Puskesmas Cikembulan 13, dan Puskesmas Mangunjaya 19.

“Dari data tersebut, kasus stunting terbanyak di Kabupaten Pangandaran terjadi di Puskesmas Kalipucang,” tambahnya.

Nani menjelaskan, tahun 2018 jumlah kasus stunting balita tercatat 717. Terdiri dari bayi pendek dan sangat pendek dengan persentase 2.65% dari jumlah 27.011 balita.

Sedangkan tahun 2017 jumlah kasus stunting tercatat 508 terdiri dari bayi pendek dan sangat pendek dengan persentase 1.86% dari jumlah 27.243 balita.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki menambahkan, kasus stunting di Pangandaran tergolong kecil.

Baca juga:  Hujan Lebat, Benteng Penahan Jalan di Pangandaran Ambruk

“Persentase Kabupaten Pangandaran di bawah garis target Provinsi Jawa Barat atau di bawah 20%,” katanya.

Untuk antisipasi terjadi kasus stunting, Dinas Kesehatan memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan tablet tambah darah dan pemberian makanan tambahan.

“Penanganan kasus stunting balita juga berdasarkan Surat Edaran Bupati Pangandaran ditangani lintas OPD,” tambahnya.

Untuk penanganan agar bayi tidak terjadi kasus stunting dilakukan sejak hamil.

“Waktu paling tepat pencegahan dan antisipasi kasus stunting di antaranya memberikan asupan gizi sejak 1000 hari pertama lahir,” sebutnya. smf

loading…