Kampung Batik di Sumedang, Tak Ada Perajin Batik, Ini Keunikannya

CIMALAKA, ruber.id – Warga Dusun Cikandung RT 01/03, Desa Nyalindung, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat menghias rumah, pagar, dan fasilitas umum lainnya dengan cat bermotif batik.

Kampung ini pun kini mulai dikenal sebagai Kampung Batik di Sumedang.

Meski begitu, di wilayah ini tak ada satu warga pun yang berprofesi sebagai perajin batik.

Keberadaan Kampung Batik ini telah diresmikan oleh Pemerintah Desa Nyalindung pada Kamis (5/3/2020).

Kepala Desa Nyalindung Budi Yanto menyebutkan, di desanya memang tidak ada perajin batik.

Tapi, di Kampung Batik ini, seluruh tembok rumah dan pagarnya dihias dengan cat bermotif batik.

Kampung Batik, kata dia, hadir dari gagasannya sebagai kepala desa, dan murni hasil swadaya warga.

Menurutnya, ketika menyampaikan ide soal rencana pendirian Kampung Batik, semua warga di lingkungan tersebut langsung merespons postif.

Baca juga:  Oknum Guru SD Menjual Miras di Wado Sumedang

Maka dari itu, kata dia, tanpa berpikir panjang, pihaknya langsung menggerakkan warga untuk swadaya mengecat semua tembok rumah di pemukiman tersebut dengan motif batik.

“Sebagai kepala desa, saya dituntut untuk mampu membuat inovasi yang dapat mendongkrak perekonomian warga.”

“Dari ini terlintas di benak saya, kalau di Provinsi Jawa Barat ini, belum ada Kampung Batik.”

“Maka dari itu, saya coba sampaikan gagasan ini kepada warga, dan ternyata langsung direspons positif,” ucapnya.

Terintegrasi dengan Kampung Sawah dan Objek Wisata Mata Air Cikandung

Sesuai konsepnya, kata dia, nantinya akan terintegrasi dengan Kampung Sawah dan Tempat Wisata Mata Air Cikandung.

Di mana kebetulan, lokasinya memang berdekatan dengan Kampung Batik.

Nantinya, kata dia, tiap warga yang berkunjung ke Kampung ini akan diarahkan untuk menikmati suasana alam di Mata Air Cikandung.

Baca juga:  Kebakaran di Cimalaka Sumedang, Ada Unsur Kesengajaan

Jika para pengunjung sudah merasa lelah, kata dia, mereka akan diajak untuk bersantai di Kampung Sawah. 

“Jadi Kampung Sawah ini nantinya akan jadi pusat wisata kuliner.”

“Para pengunjung bisa beristirahat dan makan di sana, sambil berswafoto (Selfie) di antara pemandangan pesawahan,” katanya.

Kampung ini, kata dia, merupakan inovasi dari salah satu gebrakan Pemdes Nyalindung.

Tujuannya, dalam rangka mengembangkan wisata berbasis masyarakat.

“Dengan modal pembentukan Kampung Batik ini, kami berharap bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang berkunjung,” harapnya.

Sebab, kata dia, jika wilayah desanya sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan, maka secara otomatis perekonomian warga turut terdongkrak.

Apalagi, kata Budi, semua potensi wisata yang kini tengah dikembangkan ini berbasis warga.

Baca juga:  Ribuan Petani Sumedang Belum Bisa Manfaatkan Kartu Tani, Ini Penjelasan Dinas Pertanian

Jadi, lanjut dia, warga akan ikut berperan aktif mengembangkan potensi wisata ini.

“Ke depan, Insya Allah, kami juga akan memberikan pelatihan membatik kepada warga yang ada di Kampung ini.”

“Sehingga nantinya, di kampung ini bisa menjadi pusat kerajinan warga,” katanya.

Untuk sementara ini, kata Budi, desa hanya akan mengarahkan warga untuk menjual kain atau baju-baju terlebih dahulu.

Sebelum nantinya, lanjut dia, mereka bisa memproduksi sendiri.

“Jika ada pengunjung yang berniat ingin bermalam di kawasan wisata ini, warga Kampung ini juga akan menyediakan penginapan dalam bentuk home stay,” tutur Budi. (R003)

Baca berita lainnya: Ziarah Makam Prabu Geusan Ulun, Penerus Tahta Kerajaan Pakuan Padjadjaran