Intensitas Pembangunan Jatinangor Tinggi, Akur Sarankan Cermati RUTR

Img
Img
FUNGSIONARIS Partai Golkar Sumedang Asep Kurnia (Berkemeja putih) saat berkegiatan di Jatinangor, Sumedang. eta/ruang berita

SUMEDANG, ruber — Sejak nama Kecamatan Cikeruh Kabupaten Sumedang berubah menjadi Jatinangor, intensitas pembangunan komersial di kawasan ini cukup tinggi.

Fungsionaris Partai Golkar Sumedang Asep Kurnia yang akrab disapa Akur menyebutkan, sejak perubahan nama itu, para investor mulai melirik Jatinangor.

Berbagai pergerakan ekonomi kian intens. Beberapa apartemen berdiri, dan aktivitas-aktivitas bisnis bermunculan.

“Tepatnya, sejak terbitnya Perda Nomor 51/2000 dan Keputusan Bupati Sumedang Nomor 6/2001 yang mengubah nama Kecamatan Cikeruh menjadi Jatinangor,” kata Asep, saat berbincang dengan ruber, Sabtu (16/3/2019).

Pembangunan komersial itu, kata Asep, bukannya tidak berdampak. Kecamatan yang berlokasi di bagian barat Kabupaten Sumedang ini, berada di kawasan cekungan Bandung serta berbatasan langsung dengan Kawasan Bandung Utara (KBU).

Baca juga:  534 Peserta Lulus Tes P3K Sumedang

Idealnya, wilayah ini dipertahankan untuk kawasan hijau. Namun faktanya sekarang, karena terdorong oleh pembangunan komersial, sebagian besar wilayah mengalami alih fungsi.

“Sementara itu sebagian kawasan beberapa gunung, yakni Gunung Geulis, Gunung Manglayang, serta Gunung Aseupan, berubah jadi lahan pertanian,” sebut Asep.

Maraknya pembangunan komersial itu berakibat banyaknya air tanah yang digunakan untuk kebutuhan pembangunan. Tak jarang, air yang diambil berasal dari zona kritis.

“Debit air yang biasa digunakan warga sekitar jadi terganggu dengan maraknya sarana komersial tersebut,” kata Asep lagi.

Selain itu, pembangunan fasilitas bisnis pun membawa dampak lain, yaitu meningkatnya volume sampah dan mengurangi area resapan.

“Imbas dari alih fungsi adalah bencana banjir, karena terjadinya kerusakan di wilayah hulu yang minim penyerapan,” ujar Asep.

Baca juga:  Soroti Kelolosan Caleg Perempuan Sumedang, Rita Rosana: Maunya 15-20 Orang

Meski begitu, Asep percaya bahwa Pemkab Sumedang sudah memiliki konsep penataan Jatinangor yang matang.

“ang pasti, ke depan, Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) perlu dicermati lagi agar pembangunan di Jatinangor dapat berlangsung optimal.”

“Kita tunggu saja pelaksanaannya seperti apa,” ucap calon anggota legislatif untuk daerah pemilihan 5 Kabupaten Sumedang ini.

Asep menambahkan, sebagaimana daerah lain di kawasan cekungan Bandung, iklim yang berkembang di Jatinangor adalah iklim tropis pegunungan.

Titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah desa, sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung Geulis.

“Sungai-sungai penting di Jatinangor meliputi Cikeruh, Cibeusi, Cicaringin, Cileles, dan Cikeuyeup,” ujar mantan ketua KPU Sumedang ini. eta