Indonesia Tegaskan Tetap Undang Rusia pada KTT G20 di Bali

Indonesia Tegaskan Tetap Undang Rusia pada KTT G20 di Bali
Foto ilustrasi Pexels Istockphoto.

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Indonesia menegaskan akan tetap mengundang Rusia sebagai anggota Group of Twenty (G20). Untuk tetap hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali pada Oktober, tahun ini.

Presidensi G20 yang saat ini berada di pundak Indonesia, memang mendapat cobaan berat lantaran salah satu anggotanya, yakni Rusia, tengah terlibat konflik dengan Ukraina. Dan anggota lainnya mendesak pemerintah Indonesia untuk memboikot Rusia.

Indonesia Tetap Undang Seluruh Anggota G20

Namun, Presiden Indonesia Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia tetap akan mengundang seluruh anggota G20. Dan pembahasan di KTT ini adalah pembahasan soal penguatan ekonomi dunia, bukan membahas konflik Rusia-Ukraina.

Baca juga:  Ekonomi Terpuruk Akibat Sanksi Barat, Rusia Andalkan China

Langkah Jokowi ini, mendapat apresiasi dari banyak kalangan akademis.

Pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer mengatakan, Presidensi G20 membuka peluang Indonesia untuk menjadi juru damai dan perundingan untuk menuntaskan perang Rusia-Ukraina.

“Saatnya menunjukkan prinsip politik kita yang bebas aktif. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, kita juga berkomitmen menjaga perdamaian dan ketertiban dunia,” kata Riza seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/3/2022).

Apalagi, Presiden Jokowi telah membuat cuitan di Twitternya yang menyerukan perang segera dihentikan.

Riza menambahkan hal ini harus ada kelanjutannya, mempertemukan dua negara yang tengah berseteru untuk duduk dan mengadakan perundingan ke arah perdamaian.

Baca juga:  Rusia Bombardir Kyiv, di Tengah Lawatan 3 Pemimpin Eropa

“Bila perlu menggandeng India sebagai Presidensi G20 berikutnya, sekaligus Brazil, Presidensi G20 di tahun 2024,” ujar Riza lagi.

Riza memperingatkan, jika tidak ada penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, maka dunia akan terkena dampak serius.

Kondisi geopolitik dan geoekonomi, terutama di negara-negara Asia Tenggara bisa kacau sebab masih banyak yang mengimpor dari Rusia.

Seperti, Indonesia yang masih mendatangkan gandum dari negara tersebut.

Di saat bersamaan, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memuji pemerintah Indonesia dan warganya yang tetap netral dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina.

Lyudmila bahkan menyampaikannya sendiri di hadapan pers di kediaman Dubes Rusia.

“Indonesia menunjukkan konsistensinya untuk tetap netral dan tidak melakukan kampanye anti-Rusia. Kami sangat berterimakasih untuk hal ini,” ujar Lyudmila.

Baca juga:  Aplikasi Identitas Kependudukan Digital, KTP Online Apakah Aman?

Lyudmila mengatakan, gelombang aksi anti-Rusia kini terjadi di banyak negara.

Aksi ini, termasuk melarang budaya Rusia seperti mendengar musik klasik dan lain-lain. Namun, hal ini tak terjadi di Indonesia.

Netralitas Indonesia mendapat acungan jempol dari Lyudmila.
Tak hanya itu, warga Rusia di Indonesia pun merasa aman dan tidak ada gangguan berupa perundungan tentang konflik Kremlin dan Kyiv.

Penulis: Ardini Maharani DS/Editor: R003