BERITA SUMEDANG, ruber.id – Emak-emak atau kaum ibu dan generasi milenial di Kabupaten Sumedang rentan terpapar paham atau doktrin terorisme.
Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Polisi Imam Margono menjelaskan, saat ini, pola pelaku terorisme dalam menyebarkan doktrin kian berkembang pesat.
Seperti penggunaan media sosial sebagai media indoktrinasi paham radikal teroris.
Indoktrinasi adalah pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik). Atau penggemblengan mengenai suatu paham. Atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.
Selain itu, kata Imam, para pelaku terorisme juga mulai mengincar kaum wanita dan generasi milenial untuk penyebaran paham terorisme.
“Sekarang orang yang memiliki paham radikal terorisme mulai menggunakan media sosial untuk menyebarkannya. Sebanyak 85% generasi milenial rentan terpapar radikalisme,” jelasnya di Gedung Negara, Sumedang, Selasa (16/11/2021).
Imam menyampaikan hal tersebut saat Sosialisasi Kebijakan Penanggulangan Terorisme dan Pengukuran Indeks Kesiapan Aparatur Pemerintah Tahun 2021.
TNI, Polri, Kejaksaan, dan perangkat daerah di lingkungan Pemkab Sumedang mengikuti kegiatan dengan tema Sinergi BNPT dan Pemda Sumedang Wujud Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur. Dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme ini.
Imam menyebutkan, sosialisasi bertujuan untuk memberikan penguatan kepada TNI, Polri maupun ASN dalam penanggulangan dan pencegahan terorisme.
“Kita menginginkan aparat TNI, Polri, dan pemerintah daerah punya gambaran. Selain itu, ikut meminimalisasi pengaruh-pengaruh terorisme dengan perkembangan di luar, yang sudah mengkhawatirkan,” ucapnya.
Sementara, Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengapresiasi positif sosialisasi ini.
Hal ini, kata Dony, sebagai suatu upaya dalam memahami, mencegah dan menanggulangi terorisme di Sumedang.
“Ini menambah wawasan baru bagi kita semua untuk mengetahui, memahami dan mencegah terorisme.”
“Pola pikir itu radikalisme, pola sikap itu ekstrimisme, dan pola tindaknya adalah terorisme,” jelasnya.
Dony mengatakan, hendaknya semua pemangku kepentibgan di Sumedang bisa memahami menghayati wawasan ini.
Sehingga, sambung Dony, muncul awareness atau kesadaran dalam menangani terorisme dari hulu sampai hilir.
“Harus ada follow up, dalam bentuk kerjasama dan langkah-langkah sistematis untuk menangani terorisme ini. Dari hulu sampai ke hilir,” jelasnya.
Sumedang Rentan Terpapar Paham Terorisme
Dony mengatakan, ada dua tantangan besar yang Sumedang hadapi dalam menangkal radikalisme.
Yaitu, millenial disruption dan digital disruption. Di mana harus mewaspadai keduanya, agar bisa mencegah penyebaran radikalisme, ektrimisme dan terorisme.
“Sumedang punya kedua potensi itu. Apalagi saat ini, media sosial sangat mudah terakses.”
“Dan Sumedang, punya banyak perguruan tinggi sehingga rentan terpapar,” ucapnya.
Dony mengatakan, sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kedua tantangan tersebut, harus terus menggalakan literasi digital.
Kemudian, sambung Dony, juga harus terus menanamkan wawasan kebangsaan kepada generasi milenial.
“Kita harus bersyukur tinggal di negara yang aman, nyaman dan kondusif. Semua itu berkat penanaman wawasan dasar kebangsaan,” ucapnya.
Penulis/Editor: R003