Elpiji 3 Kg Langka, DPRD Pangandaran Angkat Bicara

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Keluhan masyarakat soal sulitnya mendapatkan gasĀ elpiji 3 Kg menyentil perhatian dari DPRD Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Komisi II Bidang EkonomiĀ untuk melakukan koordinasi dengan dinas terkait.

“Kelangkaan gas elpiji 3 Kg sudah satu pekan dikeluhkan warga. Pemerintah harusnya cepat tanggap dan inventarisasi pengguna gas melon,” kata Asep, Selasa (27/10/2020).

Sementara, Kabag Ekonomi di Sekretariat Daerah Pangandaran Dadan Sugistha mengaku sudah menggelar rapat virtual. Dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Priangan Timur.

Hasil rapat tersebut yakni, Pemkab harus menginventarisasi ketersedian dan harga tabung gas melon. Terutama dalam mengahadapi hari besar nasional.

Dadan menyebutkan, harga gas elpiji 3 Kg di Kabupaten Pangandaran dituangkan dalam Keputusan Bupati Nomor 510.23/Ktps.224-Hub/2017 tentang HET Gas LPG.

Baca juga:  Kemenag Pangandaran Terima Sertifikat Hak Kepemilikan Tanah dari Pemkab

“Untuk harga si melon di Kabupaten Pangandaran itu berdasarkan zonasi, setiap zonasi berbeda harga. Ada yang Rp17.400 dan Rp16.900,” sebutnya.

Aneh! Elpiji 3 Kg Dikeluhkan Warga Mampu
Langkanya gas elpiji 3 Kg di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dikeluhkan masyarakat mampu melalui media sosial.

Padahal, tabung gas melon tersebut diperuntukkan bagi warga miskin. Kelangkaan ini sempat menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat.

Salah seorang warga Pangandaran Abidin mengatakan, masyarakat mampu yang notabene pengguna facebook selalu mengeluh setiap terjadi kelangkaan si melon.

“Aneh, yang terdampak dan merasakan kelangkaan gas elpiji 3 Kg itu malah masyarakat mampu. Kejadian ini perlu ada kajian,” kata Abidin.

Sementara, masyarakat yang dianggap kurang mampu atau lebih berhak menggunakan si melon jarang mengeluh. Kejadian ini tentu perlu ditelusuri.

Baca juga:  Bentuk Loyalitas Kepada Rakyat, DPRD Pangandaran Miliki Saung Artistik

Apakah karena masyarakat miskin masih menggunakan kayu bakar atau memang tidak memiliki media sosial (facebook).

“Bisa saja kurangnya sosialisasi regulasi penggunaan gas elpiji 3 Kg yang seharusnya digunakan oleh masyarakat miskin,” tuturnya.

Abidin menerangkan, kelangkaan tabung gas melon di Pangandaran termasuk persoalan klasik yang hingga saat ini belum terpecahkan.

“Tapi setiap setelah terjadi kelangkaan, tidak lama dari itu, kembali stabil seperti biasa. Bahkan dengan sendirinya,” terangnya. (R002/dede ihsan)

BACA JUGA: Masyarakat Mampu di Pangandaran Keluhkan Kelangkaan Elpiji 3 Kg