Dua Desa di Sumedang Tertarik Replikasi Pengelolaan Bank Sampah Sangkan Amanah

Bank sampah sankan amanah
Bank sampah sankan amanah

BANDUNG, ruber Pemerintah Desa Cibugel dan Jaya Mekar, Kabupaten Sumedang tertarik mereplikasi konsep pengelolaan sampah yang dilakukan Bank Sampah Sangkan Amanah di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.

Sebagai langkah transfer ilmu dan pengatahuan seputar pengelolaan sampah, aparatur kedua desa tersebut menggelar studi banding pengolahan sampah organik dan anorganik di Bank Sampah Sangkan Amanah, Sabtu (26/1/2019).

Kegiatan studi banding digagas Kapolsek Cibugel AKP Asep Dedi yang sebelumnya pernah bertugas sebagai Kapolsek Ibun.

“Karena pernah menjabat sebagai kapolsek di sana, jadi saya tahu betul keunggulan pengelolaan sampah Sangkan Amanah ini. Selain untuk mempelajari pengelolaan sampah dan menambah pengetahuan, studi banding ini juga untuk menjalin silaturahmi dan sinergitas antara aparatur desa,” kata Asep Dedi.

Baca juga:  71 Anggota Polres Sumedang Naik Pangkat, Iptu Ucu Abdurahman Jadi Kapolsek Cibugel

BACA JUGA: Sekda Herman Suryatman Lantik Pengurus Forum OSIS Sumedang

Pengurus Sangkan Amanah Dodo Karsono memaparkan bagaimana mekanisme pengelolaan bank sampah yang melibatkan 500 kepala keluarga di Desa Laksana. Hingga saat ini, tercatat ada 300 KK yang aktif mengelola sampah.

“Sedangkan total keseluruhannya berjumlah 500 kepala keluarga, namun yang aktif itu berjumlah 300,” katanya.

Pengelolaan bank sampah di wilayahnya, kata Dodo, dimulai empat tahun lalu dan mendapat binaan serta dukungan dari PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. “Bank sampah yang kami kelola ini mulai berkembang, dan sekarang sudah memiliki binaan PAUD serta Madrasah Diniyah Takmiliyah Baitul Husnul,” ungkapnya.

Lebih lanjut Dodo menjelaskan, selain berdampak terhadap lingkungan sekitar yang menjadi bersih, pengelolaan bank sampah memberikan manfaat ekonomis untuk masyarakat sekitar.

Baca juga:  Wujudkan Sumedang Simpati, Bupati Ingatkan Pentingnya Sinergitas

“Sampah organik itu kan merupakan bahan baku pupuk. Setelah selesai diolah, pupuknya bisa dijual. Kalau sampah anorganik seperti bekas bungkus rokok atau kopi, itu bisa didaur ulang untuk membuat tikar, taplak, tas atau produk lainnya. Hasilnya ya dijual, bisa menambah penghasilan,” ungkapnya. Red

loading…