Diduga Korban Pencabulan, Bocah di Pangandaran Meninggal Dunia

Pencabulan Pangandaran
DIDUGA korban pencabulan, bocah perempuan di Pangandaran meninggal dunia. ils/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Diduga korban pencabulan, bocah perempuan di wilayah Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, meninggal dunia.

Hasil pemeriksaan dokter, bocah berusia 10 tahun yang masih duduk di bangku kelas 4 SD itu menunjukan positif penyakit menular seksual (PMS).

Ayah tiri korban AR, 38, menyampaikan, awalnya pertengahan bulan puasa lalu, anaknya mengeluhkan sakit.

Dia mengalami demam, di hidungnya ada bintik-bintik hitam seperti luka bakar.

Dikira sakit cacar, korban dibawa berobat. Tapi tak kunjung sembuh. Bahkan orang tuanya sempat mengira anaknya terkena teluh atau santet.

Kemudian dibawa ke dokter, katanya infeksi bakteri. Pernah juga dibawa ke dokter spesialis kulit, katanya alergi obat.

Tak sampai di situ, orang tuanya juga membawa ke pengobatan alternatif, katanya ada unsur non medis.

“Kalau kata orang tua dulu mah terkena teluh,” kata AR, Senin (27/9/2021).

Selama berbulan-bulan korban terus merasakan sakit. Bintik hitam yang muncul semakin banyak.

Penyakitnya tak kunjung sembuh. Kondisi kesehatannya terus menurun.

Baca juga:  Salat Idul Adha di Pangandaran Ditiadakan Bagi Zona Merah

Hingga sekitar 10 hari lalu, kondisi kesehatan korban kian memburuk. Tubuhnya lemas.

Bahkan untuk sekedar menyuap nasi saja, putrinya itu tidak kuat. Lemas katanya.

Mengetahui kondisi anaknya seperti itu, orang tuanya langsung membawa ke dokter.

“Mau diambil sampel darah tapi gak bisa. Mungkin kurang cairan tubuh. HBnya rendah hanya 7,5,” ujarnya.

Kemudian, korban dirujuk ke RSUD Pandega Pangandaran. Tim dokter sempat menduga korban mengidap penyakit Lupus.

“Di rumah sakit sudah bisa diambil darah, sempat dikira Lupus. Ternyata hasilnya siphilis,” tuturnya.

Mendapati bocah menunjukan hasil positif penyakit menular seksual, tim dokter dan pihak keluarga tentu saja kaget.

Tim medis sampai melakukan 3 kali pemeriksaan darah untuk meyakinkan kasus penyakit yang diderita korban.

“Darah diperiksa sampai tiga kali. Di Pangandaran, di Banjar, bahkan sampai diperiksa ke Jakarta. Hasilnya tetap positif siphilis,” terangnya.

Keluarga Melakukan Pendekatan kepada Korban

Setelah mengetahui hal itu, pihak keluarga langsung melakukan pendekatan kepada korban.

Baca juga:  Penggiat Wisata di Pangandaran Upacara HUT ke-76 RI di Sungai

Untuk diajak bicara mengenai apa yang sudah menimpa kepada dirinya.

Korban akhirnya mau bercerita kepada neneknya.

Di mana, sebelum mengalami sakit di pertengahan bulan puasa lalu, korban mengaku ketiduran di rumah salah seorang tetangga.

Dia mengaku dibekap dan mengalami aksi kekerasan seksual.

“Setelah mengaku kepada neneknya, saya tanya lagi sambil direkam. Ternyata pengakuannya tetap sama,” ucap AR.

Saat itu juga pihak keluarga langsung melapor ke polisi pada Jumat (24/9/2021) siang. Kabar diduganya pencabulan itu pun menyebar di lingkungan rumah korban.

Orang yang dituduh oleh korban itu langsung digeruduk warga pada malam harinya.

Beruntung polisi sigap, terlapor langsung diamankan ke Mapolres Ciamis. Amuk massa berhasil diredam.

Sementara itu, usai memberikan pengakuan, kondisi korban kian memburuk hingga akhirnya meninggal dunia pada hari Minggu (26/9/2021).

“Pas hari Jumat dokter sempat bilang hari Sabtu sepertinya sudah bisa pulang. Tapi ternyata malah memburuk,” kata AR.

Baca juga:  Pengunjung Reaktif, Tempat Isolasi di Pangandaran Ditambah

Dia mengalami sesak nafas, jantungnya bengkak, penyakitnya sudah menyebar.

Kabar meninggalnya korban semakin menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat setempat.

Pantauan ruber.id, pada Senin (27/9/2021) pagi, rumah terlapor yang berlokasi di pinggir jalan raya itu tampak sepi.

Sementara sejumlah warga di lingkungan itu berdatangan untuk melayat ke rumah korban.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pihaknya menyerahkan masalah tersebut kepada polisi.

“Biar penegak hukum yang menangani. Masyarakat harus menahan diri, saya titip jangan main hakim sendiri,” kata Jeje saat menjenguk keluarga korban.

Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi membenarkan adanya laporan kejadian tersebut.

“Laporan sudah kami terima. Terlapor sudah kami amankan,” kata Wahyu.

Namun terkait tuduhan pencabulan, pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam.

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan mengumpulkan alat bukti.

“Penyelidikan masih kami lakukan. Semoga bisa cepat terungkap,” sebutnya. (R002)