Demo Mahasiswa di Tasikmalaya, Presiden Tidak Boleh 3 Periode!

Demo Mahasiswa di Tasikmalaya, Presiden Tidak Boleh 3 Periode
Ratusan mahasiswa menduduki kantor Sekretariat DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (8/4/2022). ayu/ruber.id

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Ratusan mahasiswa dari gabungan aliansi menduduki ruang sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya, Jalan RE Martadinata, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jumat, (8/4/2022).

Sebelum memasuki gedung DPRD Kota Tasikmalaya, ratusan mahasiswa berorasi di pelataran selama sekitar satu jam lebih.

Beberapa orang perwakilan bergantian berorasi dengan tuntutan kenaikkan BBM, PPN, minyak goreng, ibu kota negara baru, hingga wacana jabatan presiden tiga periode.

Demo Diikuti Sejumlah Elemen Mahasiswa

Elemen mahasiswa yang berunjuk rasa berasal dari Universitas Siliwangi, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP).

Kemudian, dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Institut Agama Islam Tasikmalaya (IAIT).

Lalu, dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), dan beberapa organisasi kemahasiswaan eksternal kampus.

Baca juga:  Relasi Terbentuk, KPU Kota Tasik Targetkan 83 Persen Pemilih

Di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), HIMA Persis, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Pelajar Islam Indonesia (PII).

Aparat kepolisian dari Polres Tasikmalaya Kota yang berjaga-jaga tidak membentuk barikade untuk menghalangi para pengunjuk rasa di pintu masuk gedung.

Anggota polisi berseragam hanya berkerumun di beberapa sudut sambil mengawasi para mahasiswa.

“Kita menjaga bahwa presiden tak boleh menjabat 3 periode!” teriak Sadid Farhan, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Siliwangi dalam orasinya di atas mobil komando sambil mengangkat kepalan tangan kirinya.

Sadid juga mengancam akan menggelar aksi lanjutan yang akan diikuti massa mahasiswa lebih banyak, jika tuntutan mereka tak didengar oleh pemerintah.

Baca juga:  Jadi Jalur Alternatif Tasik-Ciamis Paling Favorit, Jembatan Cirahong Akan Ditutup Total

“Aksi kita hari ini tidak melakukan dialog, karena percuma ada dialog. Kita sudah tidak percaya dengan pemerintahan hari ini!” ujar Andi Perdiana, Ketua Umum HMI Cabang Tasikmalaya di sela unjuk rasa.

Di tengah penyampaian sejumlah tuntutan yang diteriakan bergantian oleh perwakilan elemen mahasiswa, beberapa orang membakar dua ban.

Yel-yel dan lagu-lagu khas demontrasi membakar semangat para mahasiswa untuk memasuki gedung.

Tanpa perlawanan berarti dari para aparat yang berjaga di tangga pintu masuk, ratusan mahasiswa dengan leluasa merangsek ke ruang paripurna. Di sana, mereka menduduki meja para wakil rakyat.

Suarakan Tindakan Represif Aparat Kepolisian

Selain tuntutan isu-isu nasional, para mahasiswa juga menyuarakan penindakan tindakan represif yang dilakukan kepolisian terhadap massa aksi penolakan kenaikan harga BBM di Depot Pertamina Kota Tasikmalaya pada Rabu (6/04/2022) lalu.

Baca juga:  Seorang Nenek di Tasikmalaya Ditemukan Meninggal di Kebun Setelah Hilang 8 Hari

“Ada tiga orang korban. Sedang menunggu hasil visum. Tadi kita aksi dulu ke Polres, tapi Kapolres tidak ada,” ungkap Muhaemin Abdul Basith.

Ketua Umum PC PMII Kota Tasikmalaya itu mengaku akan mengawal langkah hukum dengan menyiapkan sejumlah bukti.

Mereka juga akan kembali berunjuk rasa ke Polres Tasikmalaya Kota untuk menuntut penindakan oknum anggotanya.

Penulis: Ayu Sabrina/Editor: R003