Deklarasi Jadi Kabupaten Wisata, Pemkab Sumedang Komit Bangun Ekosistem Pariwisata

BUPATI Sumedang H Dony Ahmad Munir saat menghadiri Capacity Building Kehumasan di Hotel Arjuna, Yogyakarta. ist/ruber.id

Deklarasi Jadi Kabupaten Wisata, Pemkab Sumedang Komit Bangun Ekosistem Pariwisata

YOGYAKARTA, ruber.id — Setelah mendeklarasikan diri jadi kabupaten wisata, Pemkab Sumedang komitmen membangun ekosistem pariwisata.

BACA JUGA: Festival Kopi Sumedang #2 Akan Digelar 7 Oktober

Ekosistem pariwisata mulai dari lapisan masyarakat hingga jajaran pemerintahan ini perlu dibangun sebab, wisatawan tidak akan datang berkunjung hanya karena alasan satu destinasi utama.

Melainkan, karena adanya faktor pendukung berupa ekosistem pariwisata yang sudah terbangun dengan baik.

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menyebutkan, selain terus membenahi aksesibilitas dan amenitas serta atraksi ikonik yang dikembangkan dari potensi wisata yang ada, pihaknya juga mendorong ekosistem pariwisata ini.

Kabupaten Sumedang, kata Dony, punya potensi pariwisata yang sebenarnya tidak kalah dengan daerah lain. Baik itu wisata alamnya, wisata budayanya hingga wisata buatannya.

Namun, kata Dony, saat itu semua potensi yang dimiliki Sumedang itu, belum dikemas maksimal dalam sebuah pola yang mampu menyedot perhatian wisatawan.

Baca juga:  Polsek Cibugel Sumedang Gencarkan Vaksinasi Covid-19

“Para wisatawan asing datang ke Yogyakarta ini bukan karena keindahan alamnya saja. Karena kalau dilihat, tak beda jauh dengan Sumedang.”

“(Yogyakarta) jadi destinasi wisata itu karena kreativitas pemerintah daerahnya dalam membangun ekosistem pariwisata di semua tingkatan,” ujar Dony usai menghadiri Capacity Building Kehumasan bersama para wartawan Kabupaten Sumedang di Hotel Arjuna, Yogyakarta, Ahad (6/10/2019).

Dony mengatakan, semua diawali dari pemahaman berbagai pihak. Termasuk pemerintah daerah sendiri, akan arti penting wisata sebagai pendongkrak ekonomi daerah.

“Yang pertama dan paling utama adalah dibuat dulu kultur wisatanya sehingga semua pihak ngeh dan peduli akan pentingnya program wisata ini,” ucap Dony.

Atas dasar ini pula, kata Dony, Pemkab Sumedang akan mendorong semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Sumedang untuk menjadi Kepala Dinas Pariwisata, dalam perspektif bidangnya.

Baca juga:  Legislator Setuju PSBB Dilanjut, Ini Catatan untuk Pemkab Sumedang

Di mana, semua kantor OPD harus menjadi dinas pariwisata dalam dimensi sektornya.

Tidak hanya itu, semua masyarakat Sumedang menjadi pemandu wisatanya dan semua tempat di Sumedang menjadi destinasi wisata.

“Kalau semuanya sudah sadar dan mengerti akan perannya dalam memajukan wisata di Sumedang, akan tercipta ekosistem pariwisata yang mandiri. Semua sistem berjalan dengan sendirinya,” tuturnya.

Dony menambahkan, untuk menumbuhkan rasa memiliki, hendaknya sebuah kawasan pariwisata dirancang dan dikelola sendiri oleh masyarakat lokal.

Sebab, kata Dony, mereka memahami betul bagaimana mengusahakan potensi yang ada untuk diolah menjadi sumber penghasilan dari wisata.

“Pola inilah yang diterapkan di daerah-daerah yang sudah maju wisatanya. Diharapkan di Sumedang juga nantinya masyarakat lokal dapat menjadi pelaku pariwisata bukan sekadar penonton,” ujarnya.

Langkah berikutnya, lanjut Dony, dengan merangkul para pelaku usaha untuk diberi ruang dan apresiasi yang menunjang pengembangan sektor wisata.

Baca juga:  Pengelola Samalengoh Camp Sumedang Optimistis, Desa Wisata Kembali Ramai Pengunjung

Contoh, kata Dony, untuk wisata kuliner, para pengusaha tahu Sumedang diberi kesempatan berkompetisi untuk membangun semacam museum atau galeri tahu Sumedang.

Di mana nantinya, tidak hanya menyajikan tahu yang siap santap, tetapi mulai dari proses pengolahan sampai penggorengannya.

“Pengusaha tahu dengan museum atau galeri tahu terbaik akan kami beri insentif atau rekomendasi kepada wisatawan,” katanya.

Selain itu, lanjut Dony, yang tak kalah penting adalah mem-branding potensi wisata yang ada di masyarakat sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing daerah dengan narasi-narasi yang kuat (story telling), yang dicari wisatawan saat menginap atau berkunjung.

“Tempat-tempat wisata yang sudah ada seperti Gunung Kunci, Museum, Marongge diperkuat narasinya sehingga orang tertarik. Begitu juga makanan-makanan khas yang ada harus ada narasinya.”

“Jadi, di balik itu semua ada cerita. Dan yang bercerita adalah masyarakat yang ada dalam ekosistem wisata tadi,” ucapnya. luvi

Baca berita lainnya: Bupati Dony Pimpin Upacara HUT ke 74 TNI