DBD Terus Mewabah di Sumedang, Warga Minta Perhatian Pemerintah

SUMEDANG, ruber — Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sudah banyak mewabah di Kabupaten Sumedang. Kejadian tersebut telah terjadi sejak akhir tahun 2018 lalu.

BACA JUGA: Antisipasi Penyebaran DBD, Dinkes Jabar Siapkan Sejumlah Strategi

Baru-baru ini, pasien suspect demam berdarah di RSUD Sumedang pun tampak meningkat cukup drastis. Rata-rata menyerang kepada anak-anak.

Seperti yang dialami oleh bocah 6 tahun, Dinda, warga Kampung Sudapati, Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu.

Dinda sudah mengalami gejala DBD selama 5 hari. Namun dia baru dirawat di RSUD selama 1 malam. Karena sebelumnya hanya melakukan pemeriksaan di klinik.

“Di Cisitu itu banyak yang DBD. Bahkan keluarga saya juga sama dua anaknya dirawat karena DBD. Satu di RS Pakuwon dan satunya di Puskesmas Cisitu,” ujar orang tua Dinda, Iya Kurniasih, 48, saat dikunjungi di IGD RSUD Sumedang, Rabu (23/1/2019).

Baca juga:  Tabrakan Beruntun di Lampu Merah RSUD Sumedang

Iya juga mengaku, walaupun di daerahnya terbilang cukup banyak yang terkena DBD, namun masih belum ada perhatian dari pihak pemerintah setempat untuk melakukan pencegahan atau pendataan.

“Sampai saat ini belum ada petugas dari Dinkes, bahkan dari kecamatan atau desa yang mengontrol. Fogging juga belum ada,” katanya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Anna Sabana mengaku, bersamaan musim penghujan ini pihaknya telah memantau kemungkinan adanya kasus DBD.

“Sementara ini memang akan segera dituangkan kedalam surat edaran Bupati untuk kewaspadaan DBD,” sebut Anna.

Anna juga menerangkan, selama bulan Januari 2019 ini sudah ada suspect DBD sebanyak 97 kasus yang tersebar di beberapa kecamatan. 

Baca juga:  Pergerakan Tanah di Jatinunggal Sumedang: Ancam 3 Rumah, Rusak 3 Hektare Sawah

“Kalau yang positif baru 13 orang dan angka kematian 0 (nol),” ungkapnya.

Anna meminta, masyarakat untuk selalu waspada dan terus melakukan pencegahan dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

“Itu dengan cara menguras penampungan air, menutup rapat penampungan air dan mendaur ulang barang yang bisa jadi tempat penampungan air. Bisa dilakukan dengan Jumsih (Jumat bersih) seminggu sekali atau bisa juga abatisasi pakai bubuk Abate,” bebernya.

Di tempat berbeda, Humas RSUD Sumedang Iman Budiman menambahkan, pasien penderita DBD dari bulan Oktober 2018 hingga Januari 2019 terbilang menurun.

Data yang dihimpun ruber, untuk suspect DBD pada tahun 2018, mulai bulan Oktober 2018 ada 48 orang, November 2018 ada 54 orang, Desember 2018 ada 137 orang. 

Baca juga:  Dua Pohon Tua Tumbang, 2 Rumah di Cisitu Sumedang Hancur

“Lokasinya tersebar, yang paling tinggi di wilayah perkotaan. Untuk Januari ini kalau dibanding Desember 2018 lalu kemungkinan ada penurunan. Tapi di bulan Desember lalu ada yang meninggal 1 orang. Dia warga dari Bandung, dirawat di sini 2 hari,” terangnya. bay

loading…