GAMEON  

Cegah Anak Kecanduan Game, Lakukan Ini Sebelum Terlambat

Anak Kecanduan Game Online
Foto ilustrasi from Pixabay

GAMEON, ruber.id – Seperti yang sudah diketahui, bulan September 2018 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan kecanduan pada game online sebagai gangguan kesehatan mental dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11).

Ya, sama seperti media sosial dan Youtube, bermain game online juga dapat menjadi sebuah kecanduan.

Banyak insiden akibat kecanduan game membuat kita miris. Bahkan tak sedikit yang kehilangan nyawa akibat terlalu lama bermain game.

Misalnya yang menimpa seorang anak berusia 8 tahun di Memphis, Amerika Serikat.

Ia, dikabarkan dikirim ke instalasi gawat darurat setelah dilaporkan menolak untuk meletakkan pengendali video game-nya untuk pergi ke toilet. Sehingga, ia mengalami sembelit yang cukup parah.

Di Indonesia pun banyak kejadian mengkhawatirkan akibat hal tersebut.

Baca juga:  3 Event Skin Gratis Mobile Legends, Kapan Lagi Ygy

Sebut saja di Semarang, dikabarkan puluhan anak mengalami gangguan mental akibat kecanduan game online. Sungguh membuat miris.

Tanda-tanda Kecanduan Game Online Versi WHO

Karena itu, sebelumnya, Anda perlu mengetahui tanda-tanda kecanduan game online menurut WHO.

Pertama, anak Anda merasa asyik dengan game. Bila anak dipaksa untuk berhenti main, ia akan sedih, cemas, atau lekas marah,

Anak juga menghabiskan lebih banyak waktu bermain game untuk memenuhi kecanduannya dan tidak mampu mengurangi waktu bermain. Mereka mencoba untuk berhenti namun gagal.

Tanda lainnya yakni kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya dinikmati karena bermain game.

Anak akan terus bermain meskipun mengetahui bahwa itu menjadi masalah. Bahkan tak jarang, anak juga berbohong tentang jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game.

Baca juga:  KartRider Drift, Game Balap yang Sudah Hadir di Playstore Indonesia

Akibat kecanduan ini, hubungan dengan teman atau keluarga pun merenggang.

Perlu diketahui, sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry pada Maret 2017 menemukan bahwa 0.3%-1.0%. Dari populasi umum mungkin memenuhi syarat untuk diagnosis potensial gangguan game internet.

Gangguan permainan dapat menjadi penyebab atau efek dari diagnosis lain. Seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan kepribadian, gangguan makan, dan lainnya.

Lalu, apa yang harus dilakukan seorang ibu untuk membantu anak mengatasi kecanduan game?

Hal perama dan paling penting bagi seorang ibu ialah menetapkan batas waktu bermain game untuk anak.

Selanjutnya, orang tua disarankan untuk bertanya kepada anak, apakah mereka pernah bermain lebih dari yang diinginkan. Setelah itu, bawa percakapan ke arah yang lebih umum.

Baca juga:  5 Smartphone Gaming Murah Terbaik 2022, Harga Rp2 Jutaan

Anda juga harus memiliki pertanyaan tentang aspek lain dari kehidupan anak, hal-hal lain yang mungkin tidak dilihat oleh seorang anak yang berjalan dengan baik seperti yang diinginkannya.

Anda bisa mulai dari pertemanan, pelajaran di sekolah, sampai ke kegiatannya. Biasanya dari diskusi ini, Anda dapat mengetahui jika anak memiliki masalah.

Salah satu hal terburuk yang mungkin terjadi adalah kesalahan diagnosa gangguan kejiwaan yang signifikan dan anak menerima pengobatan yang salah.

Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional perawatan kesehatan mental yang berpengalaman dan berkualitas adalah kuncinya.