BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan sejumlah organisasi pecinta alam yang tergabung dalam Forum Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT) siaga mengantisipasi badai La Nina.
Siaga antisipasi La Nina ini menindaklanjuti imbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang meminta sejumlah wilayah di Indonesia. Terutama Jawa dan Bali, untuk mewaspadai dampak badai La Nina.
Saat ini saja, telah terjadi perubahan cuaca menjelang akhir tahun 2021. Sehingga, perlu adanya kesiapsiagaan sejak dini.
Indikator perubahan cuaca sendiri mulai terjadi curah hujan tinggi. Hal ini berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.
Sebagai langkah koordinasi, BPBD Kota Tasikmalaya bersama FKPAT menggelar rapat pembentukkan tim penanganan bencana alam.
Eiger Adventure Service Tim memberikan dukungan untuk sinergi BPBD dan FKPAT tersebut.
Berbagai langkah mitigasi dibuat untuk meminimalisasi risiko saat terjadi bencana alam.
Karena, memasuki November 2021 ini di wilayah kota dan Kabupaten Tasikmalaya telah memasuki musim penghujan.
Tim juga membahas beberapa program kesiapsiagaan untuk mewaspadai potensi bencana alam di Tasikmalaya.
Selain itu, menyiapkan beberapa langkah. Salah satunya, peningkatan dan pemerataan kemampuan sumber daya manusia.
Anggota Kelompok Pecinta Alam (KPA) Rephal SMAN 5 Tasikmalaya, Amal Aulia Safarulloh mengatakan, berdasarkan hasil analisis, terkait identifikasi potensi bencana alam di Tasikmalaya. Bahwa bencana yang memiliki tingkat probabilitas tertinggi adalah banjir yang berdampak pada pergerakan tanah dan longsor.
“Kita bertemu di sini sebagai panggilan jiwa dan kemanusiaan. Di mana pecinta alam menjadi komponen penunjang dalam penanganan kebencanaan.”
“Kita siap siaga walaupun bentuk bencana alam di Tasikmalaya menurut skala kedaruratan tidak terlalu parah. Jika perbandingannya beberapa wilayah yang ada di Jawa Barat,” kata Amal yang juga anggota Tim Vertikal Rescue Indonesia Tasikmalaya. Di Lantai 2 Ruang Meeting Posko Kedaruratan BPBD Kota Tasikmalaya, kepada ruber.id Rabu (10/11/2021) malam.
Dalam pertemuan ini, membahas pula rencana program peningkatan SDM relawan bencana, dalam kegiatan Mountain Jungle Course di kawasan Gunung Cakrabuana Kabupaten Tasikmalaya dengan fasilitasi Eiger Adventure Service Tim (EAST).
Kawasan tersebut, merupakan kawasan yang topografi lereng, puncak, lembah, dan tebing serta keragaman tumbuhan untuk praktik survival yang cocok untuk sarana latihan.
Senior Kelompok Pecinta Alam Tasikmalaya yang turut membidani FKPAT dua puluh dua tahun silam, Adam Malik (51) berharap, KPA yang berjumlah sekitar 86 kelompok di Tasikmalaya dapat mengambil peran untuk menigkatkan kemampuannya.
Sehingga, dapat mengabdikan diri secara maksimal sesuai dengan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia.
“FKPAT memiliki potensi besar, saya berharap teman-teman bisa menyiapkan diri untuk mengabdikan diri dalam masalah kemanusiaan. Karena ini adalah jiwa kita dalam berkegiatan di alam,” harapnya.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Kota Tasikmalaya Indra Risdianto, mengapresiasi inisiatif pertemuan oleh FKPAT ini.
Pihaknya, akan mendukung kegiatan ini karena kebencanaan merupakan tanggungjawab bersama.
“Saya apresiasi apa yang teman-teman FKPAT lakukan dalam pertemuan malam ini, BPBD akan support dengan segala kemampuan.”
“Apalagi, kita ketahui sebagian besar satgas dan relawan BPBD yang ada saat ini merupakan anggota dari FKPAT,” ucapnya.
Penulis: Andy Kusmayadi/Editor: Bam