BERITA TIPS, ruber.id – Hari ini, 30 Maret, merupakan Hari Bipolar Sedunia. Bipolar merupakan salah satu penyakit berupa gangguan kejiwaan.
Tujuan diperingatinya Hari Bipolar Sedunia ini, untuk mengedukasi sekaligus promosi dalam penyebaran informasi tentang gangguan bipolar melalui upaya kolaborasi yang dunia internasional lakukan.
Pengertian Bipolar
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Firdaus Ciamis Dr. Gumilar, Bipolar merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang.
“Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstriem. Berupa mania dan depresi, oleh karena itu, istilah medis dari bipolar ini sebelumnya disebut dengan manic depressive,” ujar Gumilar kepada ruber.id, Rabu (30/3/2022).
Gumilar menyebutkan, suasana hati penderita Bipolar dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub atau disebut Bipolar.
Suasana yang berlawanan ini yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi), yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Gangguan bipolar, kata Gumilar, dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda pula.
“Gejalanya bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang lebih rentan terhadap mania atau depresi.”
“Sementara yang lain, bergantian sama antara dua jenis episode. Gangguan suasana hati ini sering terjadi pada seseorang, sementara yang lainnya hanya mengalami sedikit, selama seumur hidupnya,” ucapnya.
Gumilar menyebutkan, ada 4 jenis episode suasana hati pada penderita gangguan bipolar.
Yakni mania, hipomania, depresi, dan episode campuran. Dan tiap jenis episode suasana hati penderita gangguan bipolar ini memiliki gejala yang unik.
Perawatan Penderita Bipolar
“Seperti kebanyakan penyakit mental lain, banyak cara untuk melakukan tata laksana perawatan gangguan bipolar,” jelas Gumilar.
Gumilar menjelaskan, pengobatannya bisa dengan pemberian obat-obatan dan terapi atau konsultasi.
“Metode ini dapat membuat lebih mudah dikontrol. Tapi, belum tentu bisa dilakukan pada semua orang dan tidak jarang terjadi masa kegembiraan berlebihan (maniak).”
“Kemudian, ketika mereka berhenti minum obat, karena mereka merasa sudah dapat mengontrol dirinya sendiri.”
“Hal ini, dapat membuat sulitnya hidup dengan gangguan bipolar. Tetapi, dengan adanya edukasi tentang hal ini maka gangguan bipolar sesungguhnya tidak benar-benar sulit ditangani,” jelasnya.
Gumilar menyebutkan, untuk pengobatan penderita gangguan bipolar, perlu diberikan obat-obatan atas kemauannya, tergantung dari tingkat beratnya.
Penderita, mungkin berpikir tentang bunuh diri, atau mungkin mereka tidak dapat melihat keadaannya dengan tepat.
Dalam banyak kasus, kata Gumilar, penderita menerangkan kasusnya sendiri, ini akan sangat membantu.
“Ketika mereka telah melewati banyak tahap dari gangguan bipolar ini berulang kali, mereka sering kali melihat tata laksana perawatan dapat membuat hidup mereka lebih mudah,” ucapnya.
Hal yang Perlu Dihindari Penderita Bipolar
Gumilar mengatakan, kopi, teh atau rokok di kehidupan sehari-hari adalah hal yang biasa, tetapi akan berpengaruh besar bila dikonsumsi oleh penderita gangguan bipolar.
“Kopi dan teh adalah stimulan, yang menyebabkan pengurangan waktu tidur. H ini bisa menimbulkan masalah,” ucapnya.
Selain itu, kata Gumilar, alkohol juga berperan dalam kenyenyakan dan lamanya tidur.
Hal ini juga, menambah penyebab depresi dan lebih jauh dapat menyebabkan kecanduan.
Gumilar menyebutkan, dalam kasus tertentu, ganja sebagai obat kadang-kadang diberikan.
Masalahnya, ini dapat menimbulkan paranoia, walaupun dapat menjadi indikasi dari tahap kegembiraan (manik), tapi kurang dapat mendeteksi depresi.