BERITA TIPS & HOBI, ruber.id – Cegukan pada bayi memang merupakan hal yang wajar. Karena sebenarnya sejak trimester kedua, janin bisa cegukan karena menelan air ketuban.
Namun bila setelah lahir, bayi terus cegukan, bisa jadi bayi Anda mengalami penyakit tertentu. Meski demikian, Anda tak perlu khawatir karena ini merupakan kebiasaan umum yang kerap terjadi pada si Kecil.
Penyebab Bayi Sering Cegukan
Melansir dari Momjunction, ada beberapa penyebab cegukan yang perlu Anda ketahui. Yang pertama adalah refluks gastroesofagus (RGE). Yakni fenomena fisiologis yang dapat terjadi pada setiap bayi dan anak.
Gejala yang sering terjadi pada si kecil adalah muntah, tidur tidak nyaman, menolak makan, dan gagal tumbuh. Sementara cegukan yang muncul disebabkan oleh aliran balik makanan dan asam yang memicu sel-sel saraf hingga menyebabkan flutter (kontraksi otot jantung) di diafragma.
Selanjutnya, penyebab lainnya adalah overfeeding. Apabila Anda terlalu banyak memberi makan si kecil Anda, bahkan ASI, dapat menyebabkan perut membengkak dan melebarkan diafragma hingga pada akhirnya cegukan.
Selain itu, menelan banyak udara, terutama pada bayi yang minum susu dari botol, dia akan berisiko overfeeding. Ini sering membuat bayi menjadi cegukan dan rewel.
Bayi cegukan juga bisa jadi karena alergi terhadap protein tertentu yang ditemukan dalam susu formula atau bahkan dalam ASI yang dapat menyebabkan radang esofagus.
Biasa disebut Eosinophilic Esophagitis. Reaksi terhadap kondisi tersebut, diafragma sering menyebabkan cegukan. Untuk beberapa kasus, alergi bisa dipicu oleh perubahan komposisi ASI karena makanan tertentu yang dikonsumsi oleh ibu.
Bayi yang menderita asma juga bisa ditandai dengan cegukan. Karena, jika bayi menderita asma, saluran bronkial paru-parunya mengalami peradangan sehingga membatasi aliran udara ke paru-paru.
Alhasil, itu akan menyebabkan mengi karena kurangnya napas dan berujung pada cegukan. Penyebab lain yakni airborne irritants. Anda perlu tahu bahwa bayi memiliki sistem pernapasan yang sensitif.
Udara yang kotor seperti asap, polusi atau aroma yang kuat dapat memicu batuk, sedangkan batuk berulang memberi tekanan pada diafragma dan cegukan. Penurunan suhu juga dapat menyebabkan otot bayi berkontraksi dan membuat bayi cegukan.
Lalu, bagaimana mencegah cegukan pada bayi? Seorang dokter anak Amerika populer Dr. William Sears, mengatakan bahwa makan berlebih merupakan penyebab umum cegukan pada bayi.
Oleh karena itu, jangan pernah menyusui atau memberi susu botol bayi Anda dalam jumlah banyak sekaligus karena dapat menyebabkan distensi serius pada lambung.
Berikut Tips Memberi Makan si Kecil
– Beri makan bayi Anda dalam jumlah sedikit untuk mencegah overfeeding.
– Pegang bayi Anda dalam posisi vertikal saat menyusui/memberi susu, pada sudut 35 hingga 45 derajat, karena ini akan melancarkan aliran susu melalui esofagus.
– Saat memberi makan, usahakan si kecil dengan posisi duduk. Anda bisa duduk di belakangnya untuk mendukung punggungnya.
– Bersihkan dan cuci botol bayi Anda secara teratur untuk mencegah penumpukan padatan susu pada puting. Pasalnya, obstruksi saat menyusui dapat menyebabkan bayi menghisap lebih banyak udara daripada susu sehingga menyebabkan cegukan.
– Anda jangan pernah membiarkan bayi tidur saat menyusu dengan botol. Beda dengan menyusu di payudara, tetesan susu di botol dapat membuat bayi tersedak. Tak hanya meningkatkan risiko gigi berlubang, itu juga dapat menyebabkan overfeeding.
– Usai makan, sendawakan bayi Anda, kemudia berikan istirahat 20 detik, dan kemudian lanjutkan pemberian makan. R004/tasya