CIAMIS  

Batal Resepsi di Tengah Wabah Corona, Pasutri Ciamis-Bogor Ini Bagikan Alat Kesehatan Usai Akad Nikah

CIAMIS, ruber.id – Di tengah wabah virus corona, berbagai kegiatan yang menimbulkan berkumpulnya banyak orang dilarang pemerintah. Termasuk resepsi pernikahan.

Hal ini dialami pasangan suami istri asal Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang menikah, Sabtu (28/3/2020) kemarin.

Meski rencana matang resepsi pernikahan yang telah disusun sebelumnya dibatalkan karena wabah COVID-19. Namun, cara unik dilakukan pasutri ini sebagai pengganti resepsi.

Setelah menggelar akad nikah, pasutri Irfan Paturohman dan Siti Rohani ini membagikan alat kesehatan sebagai pencegahan COVID-19.

Alat kesehatan berupa masker, hand sanitizer dan sarung tangan ini dibagikan pasutri ini kepada warga sekitar, dengan cara berkeliling kampung.

Irfan merupakan warga RT 05/02, Desa Pamalayan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

Baca juga:  Situ Rancamaya Ciamis dan Tradisi Gubyag

Sedangkan Siti merupakan warga Cisarua, Kabupaten Bogor.

“Tidak ada pernikahan yang tidak mengharapkan keberkahan,” ucap Irfan, yang kesehariannya bekerja di Humas Bawaslu Jabar dan Purna Ketua DKD Pramuka Jawa Barat ini, Minggu (29/3/2020).

Pandemi corona di tengah hari pernikahannya ini, kata Irfan, tentunya merupakan kuasa Allah SWT.

Ya, karena resepsi pernikahannya dibatalkan, setelah akad nikah, disaksikan keluarga terbatas, Irfan dan sang istri menyerahkan bantuan masker, hand sanitizer, dan sarung tangan itu kepada masyarakat sekitar melalui petugas KUA Cisarua.

“Ini tak sekadar menaati anjuran pemerintah melalui Maklumat Kapolri, ini juga menjadi bentuk kepedulian kami atas wabah corona di Indonesia,” sebutnya.

Pembagian alat kesehatan ini, kata Irfan, sebagai wujud nurut (Patuh) kepada pikukuh adat Sunda, yaitu Saweran.

Baca juga:  PDP, ODP, ODR, dan OTG Masih Tinggi, Warga Sumedang Diminta Tetap Waspada Corona

Saweran, kata Irfan, sejatinya mengajarkan untuk saling berbagi dan peduli terhadap sesama.

“Karena itu, sawerannya ini kami alihkan ke pembagian alat kesehatan, bukan dengan uang dan beras seperti pada umumnya,” katanya.

Apa yang dilakukan ini, kata Irfan, juga diharapkan juga mewakili adat tradisi budaya Sunda dalam rangkaian resepsi pernikahan, yakni Meuleum Harupat.

Meuleum Harupat yaitu membakar lidi dari pohon kawung atau nira. Tradisi ini sebagai simbol bahwa rumah tangga yang kuat itu ditopang dari suami-istri yang tidak mudah rapuh dan putus asa.

“Jadi kami sebagai pasangan suami istri harus menghadapi kejadian pandemi corona di hari bahagia kami ini dengan tidak putus asa,” ucapnya.

Baca juga:  10 Kios Hangus, Ini Penyebab Kebakaran Pasar Manis Ciamis

Irfan dan Siti mengaku, belum mengetahui kapan resepsi pernikahannya ini akan dilangsungkan.

“Semoga saja ada rezekinya doakan saja. Yang kami harapkan, semoga selalu dinaungi keberkahan dalam menjalani hidup baru kami nantinya,” harapnya. (R011/Akrim)

BACA JUGA: Unik Pisan! di Ciamis, Ibu dan Tiga Anaknya Resepsi Nikah Bareng-bareng