BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Kota Tasikmalaya, Jawa Barat yang dulunya bekas Kerajaan Sukapura memiliki banyak tempat bersejarah. Salah satunya Situ Cibeureum.
Terletak di Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, danau ini memiliki luas lahan sekitar 21 (Ha) hektare dan merupakan danau terluas kedua, setelah Situ Gede.
Situ Cibeureum, memiliki fungsi ekologi seperti Situ Gede, yaitu sebagai penjaga ekosistem dan sumber irigasi warga sekitar.
Menurut sejarah, sekitar 500 tahun yang lalu atau 15 Masehi, tinggal seorang tokoh di era Kebataraan Galunggung.
Yakni, seorang tokoh agama zaman Hindu yang dikenal dengan sebutan Ki Tubagus Djamri.
Nama Situ Cibeureum sendiri diambil karena pada zaman dahulu, air di situ ini berwarna kemerahan, sehingga dinamakan Situ Cibeureum (Air Merah).
Warga sekitar, Ahmad Dani Kajadi menjelaskan, pada zaman dahulu, situ ini dibuat oleh Ki Tubagus Djamri menggunakan sepotong kayu dari pohon bungur.
Kayu dari pohon bungur ini digunakan untuk menggali tanah hingga menjadi situ.
“Ya, menurut cerita turun temurun, situ ini dibuat oleh salah seorang tokoh agama bernama Ki Tubagus Djamri menggunakan sepotong kayu bernama kayu bungur.”
“Kemudian dengan sepotong kayu itu beliau gunakan untuk menggali tanah hingga menjadi situ,” kata Ahmad.
Ahmad menyebutkan, dengan adanya Situ Cibeureum ini, menjadi sumber mata pencaharian penduduk sekitar.
“Alhamdulillah, situ ini bisa dimanfaatkan dan menjadi mata pencaharian penduduk sekitar. Dengan mengambil ikan, kerang, siput dan umbi-umbian yang ditanam di perbukitan sekitar situ,” kata Ahmad.
Selain itu, situ ini menjadi objek wisata di Kota Tasikmalaya.
Di mana, banyak warga Tasik maupun luar daerah yang berkunjung ke situ ini untuk menikmati keindahan alamnya.***