BERITA PURWOREJO, ruber.id – Angka kelahiran anak di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah naik, di masa Pandemi Covid-19. Terutama, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Namun, Pemkab Purworejo berharap, PPKM ini tidak mengganggu program pelayanan akseptor KB di Kabupaten Purworejo.
Angka Kelahiran Anak Naik, Wabup Purworejo: PPKM Jangan Ganggu Program KB
Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti menyatakan, pelayanan KB di Purworejo sangat penting di masa pandemi Covid-19.
Apalagi, kata Yuli, saat ini angka kelahiran di Kabupaten Purworejo mengalami kenaikkan.
“Tentunya ini harus menjadi perhatian. Supaya kelahiran dapat terencana dengan baik.”
“Kegiatan pelayanan KB juga diharapkan dikemas dengan tepat. Di masa Pandemi ini,” kata Yuli, usai mengikuti virtual kegiatan Bridging Leadership Bangga Kencana. Secara virtual di Command Center Dinkominfo, Purworejo.
Sementara, Kepala Bidang KB. Pada Dinas Sosial Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdukkbpppa). Kabupaten Purworejo Anny Retno Priastuti menjelaskan, untuk operasional pelayanan KB gratis ada 48 fasilitas kesehatan (Faskes) yang sudah berjejaring dengan BKKBN.
Terdiri dari, 27 Puskesmas dan selebihnya rumah sakit dan rumah sakit swasta, serta bidan prkatek mandiri yang ada di Kabupten Purworejo.
Terkait angka kelahiran anak, kata Anny, ada peningkatan kurang dari 5%.
Sebenarnya, antusias masyarakat untuk ber-KB ini sangat tinggi.
“Tetapi, terkendala Faskes ada yang tutup. Sehingga peserta KB yang seharusnya mendapatkan pelayanan suntik, dan implant tertunda.”
“Kami tetap berupaya pelayanan KB dilaksanakan melalui praktek mandiri bidan,” ucap Anny.
Anny menambahkan, selain melaksanakan pelayanan KB.
Pihaknya, juga melaksanakan operasional integrasi program Bangga Kencana di Kampung KB.
Kegiatannya, berupa Pokja Kampung KB. Dan mekanisme operasionalnya di lapangan dan ketahanan keluarga berbasis Tribina. Yakni BKB, BKR, dan BKL.
“Kabupaten Purworejo juga masuk menjadi lokus stunting ada kegiatan pemahaman Kesetro dan pehamanan stunting bagi calon pengantin. Termasuk kegiatan penyuluhan dan edukasi KIE,” jelas Anny.