BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Beberapa sumber intelijen Internasional menyebutkan, Amerika Serikat (AS) telah melakukan penyebaran informasi palsu (sebar hoax) mengenai perang Rusia-Ukraina.
Tindakan tersebut tentu saja digunakan untuk menyudutkan Moskow, serta negara lain agar tidak memberi dukungan kepada Kremlin.
Media AS yakni NBC News mendapatkan sebuah keterangan daftar kebohongan AS, di invasi Rusia ke Ukraina.
Sumber intelijen tersebut mengatakan, hal ini adalah bagian dari strategi AS memberikan propaganda informasi perang Kremlin-Kyiv.
Tujuannya, untuk mencegah negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin melakukan tindakan lebih jauh lagi terhadap tentara Ukraina. Demikian kutipan informasi tersebut yang dilansir NBC, beberapa waktu lalu.
Mereka menyebutkan, sebenarnya upaya Amerika ini (menyebarkan informasi palsu) bertujuan mencegah manuver berkelanjutan dari perang Rusia-Ukraina.
Terutama, jika pihak Kremlin melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, informasi tersebut, meski palsu adalah sikap preventif sebelum semuanya terjadi.
“AS tidak harus menunggu kebenaran informasi intelijen untuk melakukan sesuatu. Kami harus keluar lebih dulu untuk menghentikannya,” ujar sumber tersebut.
Daftar Kebohongan Amerika soal Rusia
Para sumber ini pun, satu demi satu menguliti informasi hoax yang Amerika sebar.
Terutama, soal kondisi Putin, kondisi sebenarnya pasukan tentara Rusia, dan Beijing yang dituding terlibat dalam perang tersebut.
Yang pertama, soal kondisi Vladimir Putin yang disebut-sebut banyak dikhianati oleh orang-orang terdekatnya.
Berbagai informasi beredar menyebutkan, Putin memecat beberapa orang yang terbukti menyesatkan dirinya atas segala hal terjadi di perang Rusia-Ukraina.
Namun faktanya, informasi ini belum terbukti kebenarannya, demikian sumber intelijen itu menerangkan.
Berita tersebut sudah terlanjur beredar luas, padahal hingga detik ini tidak ada kepastian Putin telah ditinggalkan orang-orang terbaiknya.
“Informasi ini tidak konklusif. Lingkaran dalam Putin berkhianat masih belum ada buktinya sampai hari ini,” kata sumber itu lagi.
Lalu jumlah tewasnya tentara Rusia di Ukraina yang diklaim mencapai hampir 20.000 orang.
Hal ini juga belum bisa dipastikan, namun secara logika, tentara Rusia dibekali alutsista yang tidak sembarangan.
Ditambah lagi, Global Firepower (GFP), sebuah situs yang menganalisa kemampuan militer sebuah negara, menyebutkan, kekuatan armada perang Rusia berada di peringkat nomor 2 terbaik sedunia. Jauh melebihi Ukraina.
Dengan peringkat ini, sangat tidak masuk akal bila tentara Kremlin yang tewas ada di angka puluhan ribu.
Ketiga, keterlibatan China dalam perang Rusia-Ukraina. Disebut oleh AS jika Beijing memberi bantuan ke Moskow dan ini membuat pemerintah Xi Jinping berang.
“Bahkan, pejabat AS mengatakan tidak ada tanda apa pun China memberi bantuan ke Rusia. Ini hanya strategi pemerintahan Joe Biden agar Beijing tidak ikut campur,” imbuh sumber intelijen ini.
Belum ada respons dari Amerika tentang kesaksian para sumber intelijen tersebut. Rusia pun belum memberikan tanggapan atas laporan itu.
Penulis: Andini Maharani DS/Editor: R003