BERITA GARUT, ruber.id – Hari ini, Senin (30/12/2019), Ahmad Dhani Prasetyo, musisi yang dipenjara karena dugaan ujaran kebencian bebas. Para simpatisan Ahmad Dhani pun menyambut suka cita kebebasan idola mereka ini. Tak terkecuali warga asal Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tercatat, tidak kurang dari 200 warga Garut bertolak ke Jakarta untuk berjumpa Ahmad Dhani.
Ahmad Dhani Bebas, Ratusan Warga Garut ke Jakarta
Ratusan warga Garut yang bertolak ke Jakarta ini mengatasnamakan Forum Warga Garut Menjemput Ahmad Dhani sang Pengujar Kebenaran.
Koordinator Lapangan Evi Hartaz Alvian mengatakan, kurang lebih ada 200 orang yang berangkat dari Garut dengan dua bus dan satu minibus.
Rombongan berangkat dari pukul 03.00 dini hari dan saat ini telah berkumpul dengan masa simpatisan Ahmad Dhani lainnya dari berbagai daerah.
Forum warga Garut ini terbentuk dengan tujuan menjemput dan melakukan konvoi untuk menyambut kebebasan seorang politikus yang patut dihormati, dihargai. Yaitu Ahmad Dhani Prasetyo.
Evi menyampaikan, rasa simpati dan kekaguman yang begitu mendalam kepada Ahmad Dhani. Ini, tak lepas dari perjuangan dan hukuman yang harus dialami sang idolanya ini. Suami Mulan Jameela ini merupakan pejuang dalam kebebasan berpendapat yang harusnya dilindungi di negeri ini. Sebagai penyeimbang dari kebijakan pemerintah.
Evi menyebutkan, forum warga Garut merasa simpati yang besar terhadap sang pejuang. Ini karena, di Indonesia sudah mulai ada krisis perjuangan, banyak ketakutan-ketakutan, sedangkan Ahmad Dhani sangat berani.
Ia, lanjut Evi, bisa menebus dengan senyuman, dengan penuh ketabahan, kesabaran. Menghadapi jeruji besi berbulan-bulan, berpisah dari keluarga.
“Ini mungkin yang membuat forum warga Garut sengaja melakukan penjemputan,” sebut Evi.
Evi memandang, kebebasan Ahmad Dhani ini merupakan satu momentum untuk memulai kembali perjuangan.
Evi tidak berharap atas hukuman yang telah dijalani justru melemahkan semangat Ahmad Dhani. Sebab, nilai utama dari peristiwa bebasnya musisi jempolan ini, kritikan terhadap pemerintah itu tidak berhenti dengan ditakut-takutinya masuk jeruji besi.
Kebebasan berpendapat, lanjut Evi, harus tetap dialirkan dengan tujuan menyeimbangkan kebijakan yang salah.
“Kebijakan yang lemah dari pemerintah kita. Siapa lagi kalau bukan dari warga itu sendiri yang menjadi penyeimbang dan kritik sosial kepada pemerintah,” ucap Evi.
Namun begitu, kata Evi, ia mengajak untuk melakukan perjuangan dengan tetap menaati aturan yang berlaku.
Karena, lanjut Evi, ada seperangkat aturan undang-undang yang siap menjerat siapapun ketika dianggap melakukan kritik berlebihan.
Misalnya, UU ITE yang karena inilah Ahmad Dhani terjerat dan terpaksa harus masuk jeruji besi. Meski pun sebenarnya, kebebasan berpendapat sendiri sudah dilindungi UUD 1945, sebagai induk dari segala undang-undang. Juga ada undang-undang lain yang menjamin kebebasan berpendapat.
“Kritik dengan etika. Bahasa candaan saya, di zaman kami ini jangan terlalu keras-keras deh, karena kalau keras-keras ada jeruji besi,” sebut Rvi.
Evi mengingatkan bahwa Ahmad Dhani ini merupakan tahanan politik dan bukan pelaku kriminal. Dan banyak tokoh lain yang juga tahanan politik dan justru setelah keluar bisa kembali mendapatkan posisi yang istimewa di mata warga.
Karena itu, kata Evi, Ahmad Dhani jangan merasa hina atas apa yang menimpa dirinya. Justru momentum ini, harus dijadikan titik awal untuk kembali memulai perjuangan. Dan menganggap bahwa tokoh idola ini seorang pejuang demokrasi, pejuangan kebebasan berpendapat.
“Sementara orang saat ini sembunyi-sembunyi ngomong di warung kopi tapi beliau berani berjuang ngomong di corong Indonesia,” jelas Evi.
Evi memandang ada hikmah di balik peristiwa yang menimpa Ahmad Dhani. Karena, ketika di rutan mengalami perubahan positif secara spiritual.
“Ketaatan beliau lebih meningkat dari sebelumnya. Makanya itu yang membuat simpati forum warga Garut menjemput di Cipinang. Jadi, selamat menikmati kebebasan berpendapat kembali. Dhani sendiri jangan sampai diam atau jadi padam semangat berdemokrasinya, saya tidak harapkan sekali itu,” ujar Evi. (Arsip ruber.id/fey)