NEWS, ruber.id – Bupati Sumedang, H Dony Ahmad Munir, menjadi salah satu narasumber dalam Diskusi Panel 3 kegiatan Annual Conference on Pesantren Education 2025 yang digagas oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI bersama Majelis Masyayikh.
Acara bergengsi yang digelar di Birawa Assembly Hall, Jakarta, Kamis (6/11/2025) itu, mengusung tema Komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Pendidikan Pesantren yang Bermutu.
Selain Bupati Dony, diskusi tersebut juga menghadirkan sejumlah tokoh nasional.
Di antaranya Prof. Dr. Biyanto, M.Ag. (Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan Kemdikdasmen RI).
Lalu, Dr. Tasdiyanto Rohadi, S.P., M.Si. (Deputi III KSP), Najelaa Shihab (Pendiri dan Dewan Pembina PSPK).
Kemudian, Imam Hidayat, S.Sos., M.M. (Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Jawa Timur).
Dalam paparannya, Bupati Dony menegaskan, pesantren di Sumedang bukan sekadar lembaga pendidikan agama. Melainkan, bagian penting dari sistem pembangunan daerah.
Pemerintah Kabupaten Sumedang, kata Dony, memastikan pesantren terlibat aktif dalam seluruh tahapan pembangunan. Mulai dari perumusan kebijakan hingga pelaksanaan program.
“Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tapi juga menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun masyarakat yang berdaya dan berakhlak.”
“Kami ingin pesantren menjadi arus utama pembangunan daerah,” ujar Dony di hadapan peserta konferensi.
Regulasi dan Inovasi Pesantren di Sumedang
Komitmen Sumedang terhadap dunia pesantren, lanjut Dony, diwujudkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pesantren, yang diturunkan lebih lanjut dalam Perbup Nomor 117 Tahun 2023.
Regulasi ini, menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam melakukan rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi terhadap pesantren.
“Dengan regulasi ini, pemerintah daerah memiliki landasan kuat untuk mendukung pendidikan. Memberikan pengakuan kompetensi lulusan, dan memberdayakan ekonomi pesantren,” jelasnya.
Pemkab Sumedang juga, meluncurkan berbagai program inovatif.
Seperti Pesantren Masuk Sistem RPJMD, Pesantren Produktif dan Ramah Lingkungan, dan Talim Aparatur, yaitu program pembinaan rohani bagi perangkat daerah oleh para kiai.
Selain itu, program Maghrib Mengaji Online yang dipimpin langsung oleh bupati setiap sore, serta Pesantren Kilat bagi ASN, kepala desa, dan jurnalis.
Hal ini, menjadi upaya membentuk aparatur dan masyarakat yang religius, disiplin, dan berkarakter.
“ASN kami dibimbing untuk meneladani nilai-nilai pesantren: ikhlas, disiplin, dan sederhana. Bahkan sebelum dilantik, pejabat eselon wajib mengikuti pesantren kilat sebagai pembinaan rohani,” tutur Dony.
Dorong Kemandirian Ekonomi Pesantren
Dony juga menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren.
Melalui pelatihan keterampilan santri dan pengembangan unit usaha, pesantren di Sumedang kini mulai terintegrasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK).
Salah satu hasil nyata adalah lahirnya program Warois (Perawat Rohani Islam) yang memberdayakan lulusan pesantren untuk berkiprah di RSUD Sumedang.
Sebagian dari mereka kini telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Transparansi Data dan Teknologi Digital
Dalam bidang transparansi, Pemkab Sumedang mengembangkan inovasi “WA Kepo (WhatsApp Kebutuhan Informasi dan Pelayanan Online)”.
Aplikasi ini, memungkinkan masyarakat mengakses data keuangan dan informasi publik secara real-time, termasuk data tentang pesantren.
“Kami ingin menjadikan Sumedang sebagai City of Knowledge, pusat ilmu pengetahuan berbasis transparansi data.”
“Semua orang bisa mengetahui data keuangan daerah hingga profil pesantren lengkap dengan jumlah santri dan ustaznya,” terang Dony.
Pesantren sebagai Motor Pembangunan
Bupati Dony menambahkan, pesantren memiliki peran strategis sebagai benteng moral sekaligus penggerak sosial dan ekonomi masyarakat.
“Pesantren adalah bagian integral dari pembangunan Sumedang yang Simpati (Sejahtera, agamais, maju, profesional, dan kreatif) menuju Indonesia Emas 2045.”
“Kami ingin, pesantren menjadi generator perubahan sosial dan ekonomi,” katanya. ***






