GARUT  

Bupati Garut Terima Kunker Kepala BKKBN

Bupati Garut Terima Kunker Kepala BKKBN RI

BERITA GARUT, ruber.id – Bupati Garut Rudy Gunawan menerima kunjungan kerja (Kunker) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Rabu (8/2/2023).

Kepala BKKBN diterima Bupati Rudy di Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Garut, Jalan RSU, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Penerimaan kunjungan kerja tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Kick Off Refreshing Training of Fasilitator (TOF) Tim Pendamping Keluarga Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Pendampingan Keluarga

Bupati Rudy mengatakan, pelatihan ini dalam rangka memberikan pendampingan bagi keluarga.

Di mana nantinya, para peserta akan mendapatkan edukasi bagaimana cara yang baik. Dalam memberikan pemahaman kepada keluarga terkait bagaimana mengelola keluarga dengan baik.

“Ini menjadi bagian bagaimana para (peserta) training-training ini bisa memberikan satu pemahaman kepada keluarga. Tentang betapa pentingnya bagaimana kita dari mulai Ibu menyusui. Karena di Garut hari ini, kami sangat prihatin karena angka kematian ibu turun. Tapi angka kematian bayi naik,” ucap Rudy.

Rudy menambahkan, peran para trainer untuk memberikan edukasi terhadap keluarga. Khususnya kepada ibu hamil sangat penting, dan hal ini harus menjadi perhatian oleh semua pihak.

Rudy menerangkan, Kabupaten Garut memiliki politik anggaran yang baik untuk kesehatan ibu, bayi, dan penurunan stunting.

Menurutnya, pihaknya tidak akan segan untuk mengeluarkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) jika terjadi suatu hal yang darurat.

“Jadi Pak dr. Hasto ketika (anggaran) yang dikeluarkan oleh saya sebagai bupati, ketika ada hal darurat saya berani mengeluarkan BTT,” kata Rudy.

Di Garut, Ada 5.973 Tim Pendamping Keluarga

Sementara itu, Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo menyampaikan, di Kabupaten Garut terdapat kurang lebih 5.973 tim pendamping keluarga yang perlu mendapatkan pelatihan.

Baca juga:  Pengalaman Mistis Gibran, Remaja yang Sempat Hilang Misterius di Gunung Guntur Garut

Salah satunya, bagaimana untuk mendampingi keluarga dalam persiapan pernikahan.

“Bagaimana hal-hal yang terkait dengan menyiapkan tampilan, menyiapkan nikah.”

“Kemudian, agar mereka ingin bisa mendampingi dengan baik.”

“Sehingga nanti yang hampir kelahiran anak sampai, dan juga agar kematian/menghapus kematian bayi menurun. Kematian ibu menurun,” ucap Hasto.

Hasto berharap, pelatihan ini dapat memberikan motivasi bagi para calon pendamping keluarga yang nantinya akan membimbing keluarga.

Sehingga, masyarakat mendapatkan edukasi terkait beberapa hal mengenai keluarga.

“Jadi para fasilitator di sini harus memperlakukan orang dewasa jangan seperti anak kecil.”

“Orang dewasa tuh, harus diberikan penghargaan tidak boleh direndahkan dan orang dewasa harus diberikan respons, respons positif secepatnya, harus sering dipuji tidak boleh dicerca,” ucap Hasto.

Kepala BKKBN RI Tinjau Pelayanan KB di RS Medina

Setelah membuka kick off TOF Tim Pendamping Keluarga Tingkat Provinsi Jawa Barat. Bupati Garut, Rudy Gunawan mendampingi Kepala BKKBN RI mengunjungi Rumah Sakit Medina.

Kunjungan ini, dalam rangka meninjau pelayanan Keluarga Berencana (KB) di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Raya Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut.

Dalam kesempatan ini, Rudy menyampaikan, BKKBN telah memberikan perhatian yang besar terhadap hal berhubungan dengan kesehatan keluarga. Khususnya, bagi masyarakat di Kabupaten Garut.

Di antaranya adalah bagaimana kita bisa membina keluarga yang sehat sejahtera, bapak, ibu jangan terlalu banyak anak.

“Supaya anaknya bisa dipelihara atau dilakukan kasih sayang dengan sangat sempurna,” ucap Rudy.

Sementara, Kepala BKKBN Hasto mengatakan, pemasangan IUD atau intrauterine device dinilai bagus untuk KB dalam jangka panjang.

Ia menegaskan, IUD sendiri tidak mengandung hormon.

Sehingga, para ibu yang memasang IUD tidak akan bertambah gemuk, bertambah kurus, merasa pusing, ataupun merasakan efek lainnya.

Baca juga:  Profil Desa Padamulya Garut: Konsen Bangun Infrastruktur dan Ekonomi Kerakyatan

“Jadi IUD itu enak. Kalau yang enggak percaya ada yang sudah pakai di sini.”

“Kemudian, IUD itu dampaknya cuma sedikit, menstruasinya tambah sedikit.”

“Kalau biasanya 3 hari, 4 hari mungkin jadi 5 hari. Dan hubungan dengan suami Insya Allah tidak ada masalah,” ujarnya.

Bahkan, dalam kunjungannya ini, Kepala BKKBN RI terjun langsung memberikan pelayanan KB kepada masyarakat yang melakukan KB implan di RS Medina.

Kepala BKKBN RI Apresiasi Langkah Pemkab Garut usung Strategi Zero New Stunting

Seusai melaksanakan kunjungan ke RS Medina, Kepala BKKBN RI melanjutkan kunjungannya ke Kabupaten Garut dengan berkunjung ke Gedung Pendopo Garut.

Di tempat ini, Hasto diterima dan didampingi langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana.

Kunjungan ini, bertujuan untuk melihat beberapa kegiatan di area luar Gedung Pendopo Garut.

Seperti penyuluhan mengenai stunting kepada ibu-ibu yang memiliki balita, hingga melihat demonstrasi masak dari Dahsat atau Dapur Sehat Atasi Stunting.

Setelah itu, dr. Hasto dan Nurdin Yana, melanjutkan kegiatan di Gedung Pendopo Garut, yang diawali dengan senam cegah stunting bersama Forum Generasi Berencana (Genre) Jawa Barat.

Kemudian, menyaksikan prosesi pengukuhan Duta Genre Tingkat Kecamatan se-Kabupaten Garut.

Dalam kesempatan ini, Kepala BKKBN RI menyerahkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana secara simbolis kepada Sekda Kabupaten Garut.

Hadto mengakhiri kunjungannya ke Kabupaten Garut, dengan memberikan pengarahan kepada Tim Pendamping Keluarga dan Duta Genre yang hadir langsung di Gedung Pendopo Garut.

Saat diwawancara oleh awak media, Hasto mengatakan jika ia mendapatkan informasi. Bahwa, Kabupaten Garut memiliki angka ibu hamil sekitar 50.000 lebih, dengan angka sekitar 25.000 pernikahan tiap tahunnya.

Baca juga:  Update COVID-19 Garut: Tambahan 5 Pasien Positif Corona Sembuh

Apresiasi Pemkab Garut Atasi Stunting

Sementara, angka stunting di Kabupaten Garut sendiri saat ini ada di angka 23.6%.

Sehingga, ia mengapresiasi langkah Pemkab Garut dengan mengusung strategi Garut zero new stunting.

“Makanya, strateginya Pak Sekda bagus menghadang jangan sampai lahir stunting baru. Dan itu, kadernya (tim pendamping keluarga) pinter-pinter loh. Sudah tahu syarat lingkar lengan,” ucapnya.

Ia menjelaskan, ada sekitar 111.000 tim pendamping keluarga yang tersebar di 27 kabupaten/kota dan 5.793 di Kabupaten Garut yang akan mendapatkan pelatihan.

“Tim pendampingnya itu kan tetangganya sendiri, coba yang hamil (di Garut) 50.000 tim pendampingnya 5.900 berarti 1 orang tim pendamping itu cuma dititipi sama Pak Sekda 10 orang hamil rata rata.”

“Dan itu, untuk 1 tahun loh, jadi kalau dia merasa berat ya ndak lah gitu. Memang, dia juga kita kasih yah uang pulsa lah untuk laporan sebulan kita kasih Rp100.000 kali 5 .900 (orang) kali 12 (bulan), dan di Garut bagus dibagi betul itu. Dikasihkan ke tim pendamping terbukti tahun 2022 sukses gitu,” jelas Hasto.

Hasto menerangkan, edukasi bagi tim pendamping keluarga ini akan dilakukan secara berjenjang.

Mulai dari pelatihan bagi fasilitator, hingga akhirnya nanti edukasi dilakukan oleh tim pendamping keluarga ke masyarakat.

“Tapi sekarang ini juga kami kan bikin Youtube bikin vlog bikin rekaman singkat, saya juga ada rekaman singkat. Mungkin, tim pendamping keluarga tinggal rekamkan omongan saya boleh.”

“Iya edukasi ya, jadi kami bikinkan rekaman dari kami gitu dan bahasa kami juga sudah kami kemas. Dengan bahasa yang tidak kedokteran, Pak Sekda aja bisa langsung paham,” ucap Hasto.