OPINION, ruber.id – Menanti Generasi Idaman. Saat kegelapan menerkam bumi, kerinduan apa yang paling didambakan melainkan secercah cahaya mentari yang menghangatkan kehidupan.
Ketika tulang semakin merapuh, tubuh yang kian melemah tiada berdaya, pandangan yang semakin merabun.
Hasrat apa yang paling mendera, melainkan lahir suatu generasi yang mampu memenuhi amanah.
Generasi yang seluruh jiwanya diterpa cahaya cinta.
Generasi yang memiliki harga diri, cerdas, dan tangguh laksana pohon-pohon kokoh yang menjulang ke langit. Dan akar-akarnya tertancap jauh ke perut bumi.
Generasi yang mampu mengibarkan bendera kemenangan dan menancapkan obor rahmatan lil’alamin.
Yang menerangi orang-orang yang tersesat, menuju akhir dari jalan kehidupan.
Generasi Idaman yang Memiliki Visi dan Misi
Generasi itu, adalah generasi yang memiliki visi dalam hidupnya.
Yakni, seorang muslim yang mengetahui dan memiliki tujuan akhir dari segala perbuatan dalam kehidupannya.
Generasi, yang tidak akan bersurut langkah untuk mencapai tujuannya, saat kegagalan demi kegagalan menghampirinya.
Baginya, setiap kegagalan yang ia terima adalah sebuah pelajaran yang lebih berarti.
Ketimbang ia, berhasil memenuhi suatu harapan, keinginan dan cita-citanya. Tapi harus menggadaikan tujuan hidupnya.
Generasi muslim yang akan selalu berpegang teguh dan menjalankan segala misi yang telah Sang Pencipta semesta alam amanahkan terhadapnya.
Ia tak akan rela sedikitpun menukarkan amanah tersebut demi mencapai kesenangan dunia semata.
Baginya, dunia ini hanyalah merupakan permainan dan senda gurauan belaka.
Ilmu Ibarat Peluru
Dunia beserta ilmu yang ia miliki menjadi ibarat suatu senjata yang berisikan peluru-peluru. Yang kini ada di genggaman tangannya.
Peluru tersebut, suatu saat akan ia gunakan kepada musuhnya sebagai pelindung bagi dirinya.
Generasi yang benar-benar memahami, bahwa ia dikirim ke dunia ini tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT semata.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (TQS. Adz-Dzariat: 56)
“Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
“Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (TQS. Al-An’am: 162-163).
Generasi yang mewakafkan dirinya dengan menjadikan seluruh aktivitasnya. Pikirannya, hartanya, jiwa dan raganya, hidupnya dan matinya, sebagai persembahan kepada Allah SWT semata.
Tak Ada Kata Istirahat
Sehingga, tiada kata istirahat baginya sebelum tujuannya tersebut tercapai.
Sekalipun, nafasnya akan terhenti kala nyawa dan raganya terpisah.
Di dalam pikirannya, selalu tertanam bahwa istirahat tersebut adalah ketika kedua kaki dan seluruh tubuhnya telah berada di surga-Nya.
Baginya, adalah kemuliaan di dunia dan di akhirat.
Karena ia, adalah orang yang tiada sedikitpun keraguan di dalam hatinya akan janji dari Rabb-nya. Mengenai akan terwujudnya visi dari kehidupan ini.
Generasi yang akan selalu berupaya untuk melayakkan dirinya, agar ia benar-benar pantas untuk menerima ridha dari Rabb-nya.
Agar ia, benar-benar pantas untuk menjadi salah satu orang yang kelak menjadi bagian dari kelompok yang akan Allah SWT berikan pertolongan dan kemenangan. Wallahu a’lam bishshawab.