KOPI PAGI, ruber.id – Iwa Kusuma Sumantri, atau Prof. R. Iwa Koesoemasoemantri, S.H. lahir di Ciamis pada tanggal 31 Mei 1899.
Beliau, menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah yang dikelola oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Profil Iwa Kusuma Sumantri
Kemudian, beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pegawai Pemerintah Pribumi. Atau Opleidingsschool Voor inlandse Ambtenaren.
Tetapi, sekolah tersebut mengadaptasi budaya barat. Sehingga, beliau keluar dan memutuskan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Hukum di Jakarta.
Selain itu, Iwa Kusuma Sumantri bergabung dengan organisasi pemuda Jawa yang disebut dengan Jong Java.
Setelah beliau lulus pada tahun 1921, beliau melanjutkan kembali studinya di Belanda. Yakni di Universitas Leiden dan bergabung dengan Serikat Indonesia.
Serikat Indonesia di Belanda bernama Indonesische Vereeniging, yang merupakan kelompok nasionalis intelektual Indonesia.
Pada tahun 1925, beliau melanjutkan pendidikannya di Uni Soviet, yang merupakan Universitas kaum tertindas dari Timur di Moskow.
Ketika di Uni Soviet, beliau menikah dengan gadis berkebangsaan Ukraina bernama Anna Ivanova.
Dari pernikahannya ini, beliau memiliki seorang putri bernama Sumira Dingli.
Iwa Kusuma Sumantri kembali ke Hindia pada tahun 1927, dan bergabung dengan Partai Nasional Indonesia.
Beliau bekerja sebagai pengacara, lalu pindah ke Medan Sumatera Utara. Ia mendirikan surat kabar bernama Matahari Terbit.
Kekalahan Jepang di Asia Pasifik, membuat para pemimpin mempersiapkan kemerdekaan dan Iwa Kusuma Sumantri menyarankan untuk menggunakan istilah Proklamasi.
Proklamasi pun akhirnya digunakan, dan beliau membantu menyusun UUD 1945.
Beliau terpilih sebagai Menteri Sosial dalam kabinet pertama, pada 31 Agustus hingga November 1945, di bawah Presiden Soekarno.
Dan beliau, bergabung dengan Komunitas Persatuan Perjuangan, yang dipimpin oleh Tan Malaka.
Ditahan Bersama M Yamin dan Tan Malaka
Ia sempat ditahan oleh Pemerintah Indonesia karena dituduh terlibat Peristiwa 3 juli 1946. Bersama Muhammad Yamin, Achmad Soebardjo, dan Tan Malaka pun tak luput dari tuduhan yang sama.
Tetapi mereka segera dibebaskan, karena tidak cukup bukti dan hanya salah paham saja.
Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, beliau menjabat sebagai anggota DPR hingga 1950.
Dan pada tahun 1953, beliau terpilih sebagai Menteri Pertahanan Pertama di Kabinet Ali Sastroamidjojo hingga tahun 1955.
Beliau menjadi rektor di salah satu Universitas Bandung, yang bernama Universitas Padjadjaran.
Setelah beliau pensiun dari politik, ia melanjutkan dengan menulis tentang sejarah serta karyanya pun telah diterbitkan.
Beliau tutup usia pada 27 November 1971, dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.
Kemudian, pada 6 November 2002, Iwa Kusuma Sumantri atau Prof. R. Iwa Koesoemasoemantri, S.H dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.