Sejarah Kerajaan Tarumanagara

Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanagara. ils/net

KOPI PAGI, ruber.id – Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Taruma merupakan kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa.

Kerajaan ini ada pada abad ke-5 hingga abad ke-7 Masehi.

Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat.

Sejarah Kerajaan Tarumanagara

Berdasarkan bukti sejarah, Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor, Jawa Barat.

Kerajaan Tarumanegara mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu India.

Hal tersebut diketahui dari kepercayaan yang dianut, bahasa Sansekerta, dan huruf Pallawa yang tertulis dalam prasasti.

Arti Kata Tarumanagara

Kata Tarumanagara berasal dari kata Taruma dan Nagara.

Nagara artinya kerajaan atau negara, sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Ci Tarum.

Tarumanagara merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang meninggalkan catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan.

Terlihat bahwa pada saat itu, Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Pendiri Kerajaan Tarumanagara adalah Raja Jayasingawarman.

Ia adalah seorang maharesi atau pendeta yang berasal dari India, tepatnya dari daerah Salankayana.

Raja Jayasingawarman mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Kerajaan Magadha.

Baca juga:  Pendopo Tasikmalaya, Bangunan Bersejarah Zaman Kolonial Belanda

Saat tiba di Jawa Barat, Raja Jayasingawarman meminta izin kepada Raja Dewawarman VIII, Raja Kerajaan Salakanagara yang berkuasa pada masa itu, untuk membuka pemukiman baru.

Setelah mendapatkan persetujuan, Raja Jayasingawarman pun membangun Kerajaan Tarumanagara.

Raja Jayasingawarman berkuasa selama 24 tahun, dari 358-382 Masehi.

Keberadaan Kerajaan Tarumanagara ini pernah tercatat dalam berita dari Kerajaan Tiongkok.

Dalam berita tersebut, dikatakan bahwa Kerajaan To-Lo-Mo atau Tarumanagara pernah mengirimkan utusan mereka ke Tiongkok pada tahun 528, 538, dan 666 Masehi, untuk kunjungan persahabatan.

Kabar lainnya mengenai Kerajaan Tarumanagara datang dari Gunawarman, seorang pendeta dari Kashmir yang mengatakan bahwa agama yang dianut rakyat Tarumanagara adalah Hindu.

Raja Jayasingawarman meninggal dan dimakamkan di tepi sungai di Bekasi, tepatnya di Kali Gomati.

Setelah itu, takhta kerajaan digantikan oleh putera Raja Jayasinghawarman, yaitu Dharmawarman.

Raja Dharmawarman memerintah pada tahun 382-395 Masehi.

Sayangnya, tidak ada banyak catatan mengenai raja kedua Kerajaan Tarumanegara ini.

Namanya hanya tercantum di Naskah Wangsakerta, yang menceritakan mengenai kisah kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Kehidupan politik di masa Kerajaan Tarumanagara diketahui berdasarkan prasasti yang telah ditemukan.

Baca juga:  Sejarah Panjang Bus Medal Sekarwangi, Tetap Eksis di Tengah Badai Krisis

Berdasarkan prasasti tersebut, raja yang berhasil meningkatkan kehidupan rakyat adalah Raja Purnawarman.

Puncak Kejayaan Kerajaan Tarumanagara

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang berkuasa antara 395-434 Masehi.

Dalam prasasti tugu tertulis bahwa penggalian kali yang dilakukan membuat kehidupan rakyat makmur dan merasa aman.

Selanjutnya, kondisi sosial pada masa pemerintahan Raja Purnawarman terus meningkat dengan memperhatikan kedudukan kaum Brahmana sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

Agama yang dianut oleh Raja Purnawarman dan rakyatnya adalah Hindu Siwa.

Sedangkan kaum Brahmana adalah pemegang peran penting dalam upacara.

Sikap toleransi beragama pada masa ini cukup tinggi dibuktikan dengan adanya agama Budha dan agama nenek moyang (animisme).

Prasasti tugu menuliskan bahwa Raja Purnawarman membuat terusan 6122 tombak yang dipergunakan sebagai sarana lalu lintas pelayaran dan perdagangan dengan daerah sekitarnya.

Hal ini menandakan kehidupan ekonomi rakyatnya tertata rapi.

Kehidupan budaya pada masa itu sudah tinggi.

Hal ini ditandai dengan teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti yang memperlihatkan perkembangan budaya tulis menulis.

Baca juga:  Nama Kecil Pangeran Kornel Sumedang Ternyata Asep Djamu

Kerajaan Tarumanagara dipimpin oleh 12 raja.

Di mana, Raja terakhir yaitu Raja Linggawarman pada tahun 669 Masehi.

Kerajaan Tarumanagara jatuh pada menantu dari putri sulungnya yaitu Tarusbawa dari Sunda.

Tarusbawa lebih menginginkan kerajaannya sediri yaitu Sunda.

Namun, hingga hari ini belum diketahui secara pasti kapan Kerajaan Tarumanagara berakhir.

Sejarahnya, pada tahun 358 Masehi, Rajadirajaguru Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, dan pada masa kejayaan Purnawarman sebagai raja ketiga memegang kendali atas 48 kerajaan kecil.

Wilayah kekuasaannya dimulai dari Salakanagara atau Rajatapura hingga ke Purwalingga.

Hubungan diplomatik Kerajaan Tarumanagara dengan India dan China terbentang luas.

Raja Purnawarman sempat tinggal selama enam bulan di Yavadi (Jawa).

Di mana, hukum Budha tidak terlalu berkembang namun Brahmana (Hindu) cukup berkembang.

Misi diplomatik sampai ke China pada tahun 435 Masehi, namun sekitar 650 Masehi, Kerajaan Tarumanagara dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya (Kerajaan yang didirikan di Sumatra).

Sehingga, mempengaruhi kekuasaannya pada kerajaan-kerajaan kecil yang pernah ditundukkan.

Tarumanagara semakin menghilang saat Raja Terakhir Tarumanagara, yaitu Linggawarman, tak memiliki penerus laki-laki.

Penulis: Eka Kartika Halim/Editor: Bam