BERITA SUMEDANG, ruber.id – Gunung Kunci dan Gunung Palasari merupakan dua gunung yang jaraknya berdekatan. Lokasinya ada di pusat kota, tak jauh dari Alun-alun Sumedang. Tepatnya, di Jalan Raya Bandung-Cirebon, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.
Gunung Kunci dan Gunung Palasari merupakan bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura). Di lokasi ini, terdapat bekas bangunan peninggalan penjajahan Belanda yaitu benteng dan goa mengintai.
Goa Pengintai dan Benteng Pertahanan Dibangun Belanda Tahun 1917
Diketahui, di Gunung Kunci terdapat bangunan benteng pertahanan militer peninggalan Belanda di dua gunung ini dibangun sekitar tahun 1917.
Terdiri dari goa yang berfungsi sebagai ruang intai dan benteng pertahanan seluas 610 meter persegi. Terdiri dari tiga lantai dan terdapat empat bangunan utama yang berisi ruangan berjumlah 22 ruangan.
Selain di Gunung Kunci yang lokasinya berada di depan jalan nasional penghubung Bandung-Cirebon. Bangunan bersejarah peninggalan Belanda juga terdapat di Gunung Palasari. Sedikitnya, terdapat delapan unit bangunan berupa benteng serupa yang memiliki 27 ruangan.
Gunung Kunci memiliki luas lahan keseluruhan mencapai 3.67 Ha l (hektare). Dan didominasi oleh pohon-pohon pinus yang menjulang. Sehingga, hawa sejuk dan nyaman dapat dirasakan para pengunjung saat berada di Tahura ini.
Wisata Sejarah Bukan Tujuan Utama Pengunjung
Namun saat ini, paling disayangkan karena bangunan bersejarah peninggalan Belanda ini bukan merupakan tujuan para pengunjung datang.
Pada tahun 2016, Budayawan Sumedang Rd Achmad Wiriatmadja mengatakan, nilai historis yang dimiliki Gunung Kunci dan Gunung Palasari ini. Seharusnya bisa ditonjolkan dan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
Terlebih, dalam menghadapi tantangan zaman. Seperti adanya Tol Cileunyi, Sumedang, Dawuan (Cisumdawu), Pemkab Sumedang harus mulai berbenah dan melakukan penataan potensi-potensi wisata.
Seperti tempat-tempat yang memiliki nilai historis tinggi. Sehingga, mampu menjadi daya tarik wisatawan luar daerah untuk datang ke Sumedang.
Penataan potensi-potensi wisata khususnya tempat-tempat yang memiliki nilai historis bagi Sumedang harus dilakukan sedari sekarang.
Sehingga nanti, bila Tol Cisumdawu telah beroperasi, Sumedang tidak menjadi kota mati, tetapi ke depan, Sumedang harus menjadi kota tujuan wisata. (R003/Arsip ruber.id)