BERITA SUMEDANG, ruber.id – Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir meminta generasi milenial untuk melakukan saring informasi yang didapat sebelum sharing (membagikannya). Alasannya, ragam informasi yang mudah didapat dari jejaring media sosial di era digitalisasi, tidak sedikit yang belum jelas kebenarannya.
Menurut Dony, ketika warga cenderung gandrung bermedia sosial di era digitalisasi dewasa ini tetapi tanpa ditunjang dengan budaya literasi, maka tidak akan memiliki informasi yang utuh. Sehingga, kemungkinan besar akan mudah terpapar informasi yang menyesatkan atau bersifat hoaks.
“Saat ini mudah sekali menyimpulkan dan berkomentar terhadap informasi yang belum diketahui secara benar dan utuh. Jadi seharusnya, saring dulu sebelum sharing,” jelasnya saat membuka Talkshow bertajuk Penguatan Peran Sisi Hulu dalam Rangka Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Indonesia.
Selain Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir, talkshow yang digelar di Gedung HES YPSA Sumedang, Kamis (10/6/2021), ini juga menghadirkan narasumber dari Deputi Bidang Pengembangan SDM Perpusnas RI Deni Kurniadi, Wakil Ketua DPRD Ilmawan Muhammad, dan pegiat literasi Maman Suherman yang hadir secara virtual.
Lebih lanjut, kata Dony, untuk menghadapi masalah ini, basis utama untuk meningkatkan budaya literasi dapat dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
Orangtua, kata Dony, harus menjadi contoh dan panutan dalam memberikan keteladanan membaca. Sehingga nantinya, akan dicontoh oleh anak-anaknya.
“Saat keluarga membiasakan diri untuk membaca, maka akan muncul budaya membaca. Insya Allah, jika sudah muncul budaya membaca akan timbul karakter manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Lebih jauh, kata Dony, visi Indonesia Maju yang ditetapkan Presiden RI Jokowi saat ini sudah sangat tepat.
“Kita tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah, sebab bangsa yang maju hadir dari generasi yang kuat,” jelas Dony.
Dony menjelaskan, dalam mendorong terwujudnya visi ini tentunya harus ditopang oleh generasi kuat, memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul, dan berdaya saing. Sehingga, bisa hadir di tengah-tengah kompetisi global.
“Salah satu cara untuk mewujudkan SDM yang unggul ini dengan mengajak warga gemar dan membudayakan membaca. Karena, membaca merupakan jendela pengetahuan yang akan membuka cakrawala berpikir dan wawasan,” jelasnya.
Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menambahkan, berdasarkan hasil penelitian dari Unesco dan PISA, indeks literasi masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. Yaitu hanya 0.001%. Itu artinya, dari 1000 warga Indonesia, hanya satu saja orang yang gemar membaca.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan SDM Perpusnas Deni Kurniadi menyebutkan, literasi adalah hal yang sangat esensial bagi kemajuan bangsa, maupun individu.
Kualitas literasi yang tinggi, kata Deni, dapat mengantarkan suatu negara memiliki peradaban yang maju. Tapi sebaliknya bila kualitas literasinya rendah, maka dapat memicu terjadinya kemiskinan, tingginya angka pengangguran dan memperlebar kesenjangan sosial.
“Jika ini didiamkan, maka tentunya dapat berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, dan rendahnya pendapatan perkapita suatu negara. Oleh karena itu, mari bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk fokus pada peningkatan literasi Indonesia,” jelasnya.
Deni menjelaskan, ada tiga strategi yang diusung dalam rangka talkshow PILM ini. Pertama, melakukan pengembangan konektivitas dengan cara membangun akses dan infrastruktur perpustakaan. Sehingga, masyarakat memiliki akses yang mudah dan murah terhadap berbagai sumber informasi dan pengetahuan.
Upaya kedua, sambung Deni, yaitu dengan melakukan penguatan konten literasi berbasis kearifan lokal dan ilmu pengetahuan terapan atau life skills dalam meningkatkan keterampilan hidup masyarakat.
Kemudian upaya ketiga, lanjut Deni, yaitu meningkatkan kualitas SDM, yakni tenaga perpustakaan dan pegiat literasi sebagai pendamping program literasi di tengah masyarakat. (R003)
BACA JUGA: Kopi Boehoen yang Mendunia Itu Berasal dari Rancakalong Sumedang