Cara Menguatkan Hafalan Alquran ala KH Sa’dulloh

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Menghafal Alquran merupakan salah satu bentuk peningkatan keimanan dan ketaqwaan bagi seorang muslim. Berikut cara menguatkan hafalan Alquran ala KH Sa’dulloh, tokoh pesantren di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Menurut KH Sa’dulloh, ada beberapa cara untuk memelihara hafalan Alquran. Yang terpenting yaitu dengan cara istiqomah murojaah karena ini merupakan satu-satunya cara untuk menguatkan hafalannya.

“Murojaah yaitu menjaga hafalan Alquran dengan terus-menerus mengulangnya guna meraih mutqin atau kuat dalam bacaan, hafalan, pemahaman, dan pengamalan para hafiz Alquran,” Kyai Sa’dulloh, saat menjadi narasumber pembinaan peserta Satu Desa Satu Hafiz (Sadesha), belum lama ini.

Sa’dulloh menuturkan, setelah ayat-ayat Alquran dihafal secara keseluruhan, yang perlu diperhatian selanjutnya yakni bagaimana menjaga hafalan ini tetap melekat pada ingatan. Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa penghafal Alquran, ibarat pemburu di hutan.

Baca juga:  Organda Berkontribusi Besar Terhadap Dunia Pendidikan di Sumedang

Jadi, sambung Sa’dulloh, jika pemburu ini fokus pada binatang yang ada di depannya dan tidak memperhatikan hasil buruannya, maka hasil buruannya juga akan lepas pula.

“Maka, begitu juga dengan orang yang menghafal Alquran. Jika pusat perhatiannya tertuju hanya kepada materi baru yang akan dihafalnya saja, sedangkan materi yang sudah dihafal ditinggalkan, maka akan sia-sia. Karena hafalannya itu bisa lupa atau hilang,” jelasnya.

Oleh karena itu, kata Sa’dulloh, ada beberapa cara dalam murojaah atau memelihara hafalan Alquran ini. Pertama, istiqomah takrir Alquran di dalam salat.

“Maksudnya, orang yang sudah hafal Alquran hendaknya mengupayakan setiap salat wajib atau sunah selalu memakai ayat-ayat Alquran dari surat Al Baqoroh sampai surat Annas secara berurutan. Sesuai mushaf Alquran,” terangnya.

Baca juga:  Warga Terdampak Bendungan Kadumalik di Cimanintin Sumedang Resah

Cara kedua, kata Sa’dulloh, istiqomah pada takrir Alquran di luar salat. Bagi seorang yang sudah menghafal Alquran, harus pandai mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Ini supaya bisa istiqomah dalam membaca Alquran.

“Jadikan membaca Alquran sebagai kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan setiap waktu, setiap saat, dan setiap kesempatan,” ujar tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sumedang, yang tahfiz Alquran ini.

Cara ketiga, lanjut Sa’dulloh, yaitu sengan sering mengikuti simaan Alquran. Maksudnya, membaca Alquran di hadapan pendengar atau mustami. Simaan Alquran ini, harus menjadi tradisi sebagai wadah sosialisasi pentingnya umat Islam menjaga Alquran melalui penghafalan.

Selanjutnya, kata Sa’dulloh, yaitu cara keempat, yakni dengan memelihara hafalan Alquran dengan mengikuti perlombaan atau Musabahqoh Hifdzil Alquran (MHQ).

Baca juga:  Minimalisasi Curas, Curat dan Curanmor, Polsek Surian Giatkan Patroli

Menurutnya, seorang Hafidz yang biasa mengikuti MHQ akan memiliki hafalan Al-Qur’an yang kuat. Hal ini disebabkan sebelum mendapat giliran membaca di mimbar, seorang Hafidz harus mengulang-ngulang bacaan Al-Quran.

“Cara-cara inilah yang dapat menguatkan hafalan Alquran. Selain menguatkan, hafalan Alquran juga akan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik,” sebutnya. (CW-001)

BACA JUGA: Harus Ada Penyegaran Agar Budaya Sumedang Tetap Relevan di Tengah Zaman