Penderes Nira Kelapa di Pangandaran Bakal Dapat Jaminan Keselamatan Kerja

Penderes nira kelapa di Pangandaran
Penderes nira kelapa di Pangandaran. ils/net

PANGANDARAN, ruber.id – Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyebutkan, para penderes nira kelapa merupakan salah satu kelompok yang memberikan kontribusi besar terhadap nama daerah pesisir di Jawa Barat ini.

Selain menghasilkan produksi gula kelapa yang tergolong melimpah, beberapa perusahaan besar ternama di Indonesia pun menggantungkan kebutuhan bahan baku (dasar) dari Kabupaten Pangandaran.

Hasil olahan (gula kelapa) para penderes atau penyadap nira kelapa, kata Jeje, bisa tembus ke berbagai daerah, bahkan menjadi bahan baku di pabrikan besar.

“Gula kelapa atau gula merah di kita ini dikenal memiliki kualitas yang bagus, cocok jadi bahan baku kecap,” kata Jeje usai melakukan kunjungan ke sentra penghasil gula kelapa di Kecamatan Cimerak belum lama ini.

Baca juga:  98% dari 1.600 Warung Penyalur Bantuan dari Pemkab Tak Sanggup Mandiri, Bupati Pangandaran: Akan Ada Pertemuan

Sewaktu itu, Jeje menerima keluhan para penderes nira kelapa. Ada beberapa yang diharapan oleh mereka, salah satunya mengenai jaminan keselamatan kerja.

Saat itu juga dirinya terpikirkan untuk memberikan asuransi keselamatan kerja bagi para penderes nira kelapa di wilayah Cimerak.

“Nelayan saja bisa mendapatkan asuransi, tentu penderes kelapa pun bisa. Nanti akan dialokasikan di APBD Perubahan 2020,” ujarnya.

Jeje menuturkan, tingkat risiko kecelakaan seorang penderes kelapa itu sangat tinggi hingga berdampak pada cacat fisik.

Gagasan asuransi bagi penyadap nira kelapa, kata Jeje, akan segera dirancang skema program dan regulasinya.

“Kalau kerja mereka terjamin kan hasilnya juga maksimal, ke depan kita bisa meluncurkan produk gula kelapa khas Pangandaran,” tuturnya.

Baca juga:  Objek Wisata Dibuka, Bupati Pangandaran: Tren Kasus Corona Sedang Turun

Dirinya memiliki hitungan kasar, jika premi asuransi Rp100.000 dan jumlah perajin kelapa ada 20.000 orang, maka butuh anggaran sekitar Rp2 miliar.

“Bagi salah satu sektor penopang perekonomian di masyarakat, bantuan dengan jumlah sebesar itu wajar,” sebutnya. (R001/smf)