Warga lereng Gunung Merapi/Merbabu tepatnya di Dukuh Gunung Wijil, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah sukses mengolah biji salak pondoh sebagai bahan baku minuman alternatif pengganti kopi.
Laks/BOYOLALI
SERBUK biji salak ini telah terbukti berkhasiat menyembuhkan diabetes, asam urat, hingga menurunkan tekanan darah tinggi.
Penemu minuman berkhasiat ini ternyata Sertu Putut Tetuko, anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa di Koramil Ampel, Kodim 0724/Boyolali.
Olahan biji salak pondoh ini kali pertama diracik sang penemu, ketika ia mengidap penyakit diabetes.
Setelah mengetahui biji salak sebagai obat diabetes, ia langsung memikirkan bagaimana cara untuk mengolahnya.
“Sebab, ini sangat bermanfaat bagi orang banyak,” kata Putut di kediamannya.
Setelah mengetahui khasiatnya, Putut kemudian mengupulkan biji salak dan mencoba mengolahnya langsung untuk dikonsumsi sebagai alternatif minuman pengganti kopi.
Mulanya, Putut hanya mencari limbah biji salak itu ke sejumlah warga di sekitar lokasi rumahnya.
Tapi, kata Putut, setelah banyak warga juga yang meminta hasil olahan ini, ia kemudian mencari biji salak ini ke petani salak di wilayah Magelang.
Selain berkhasiat dapat menyebuhkan bermacam penyakit, kata Putut, cara pengolahan biji salak ini pun relatif mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Prosesnya, awal mula biji salak dijemur, lalu dipotong-potong. Setelah itu disangrai selama dua jam.
Lalu dinginkan biji salak untuk kemudian dimasukkan ke mesin penggiling hingga hancur menjadi serbuk.
Setelah itu, layaknya kopi, minuman berkhasiat ini siap diseduh untuk dinikmati.
Prosesnya memang cukup memakan waktu yang cukup lama. Meski begitu, khasiatnya ini sudah terbukti dapat menyembuhkan penyakit diabetes dan bermacam penyakit lainnya.
Putut mengatakan, cara mengunsumsinya pun tak beda jauh dengan kopi pada umumnya.
Di mana, bisa dinikmati dengan campuran gula. Serbuk biji salak ini juga memiliki aroma yang khas dan memiliki unsur rasa manis.
“Tambahkan gula sedikit, jangan terlalu banyak. Jadi tidak mengurangi kadar pada kopi salak,” ucapnya.
Seiring makin banyak diminati warga, untuk mendapatkan biji salak, Putut mulai bekerjasama dengan petani salak yang berada di wilayah Magelang dan sejumlah daerah lainnya di Jawa Tengah.
Produk buatannya ini juga saat ini sudah memiliki izin PIRT. Sehingga, aman untuk dikonsumsi karen juga tidak memiliki efek samping.
“Sementara ini kami banderol Rp25.000/botol. Dan produk saya ini, tidak hanya beredar di wilayah Jawa Tengah, tapi juga sudah sampai ke Kalimantan, dan Sulawesi,” sebutnya. (R008/Laks)