BERITA CIAMIS, ruber.id – Gangguan jiwa atau Skizofrenia merupakan jenis penyakit kejiwaan yang kini semakin marak dialami.
Orang yang mengalami gangguan jiwa ini, tentunya membutuhkan terapi khusus untuk menanganinya. Jika keluarga Anda ada yang mengalami Skizofrenia, kini tidak perlu lagi khawatir.
Sebab, Pondok Pesantren Nurul Firdaus di Dusun Panoongan, Desa Kertaraharja, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dapat menjadi solusi.
Di pondok pesantren modern ini, berbagai metoda terapi yang dilakukan telah terbukti dan teruji mampu membuat penderia Skizofrenia kembali sembuh seperti sedia kala.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Firdaus Dr. Gumilar, S. Pd., MM., menyebutkan, pasien Skizofrenia harus menjalani proses tindakan terapi kejiwaan.
Caranya, bisa melalui pengobatakan alternatif dengan hypnotherapi dan ruqyah syar’iyyah serta penanaman mental sipiritual.
“Untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa, kami melakukan pengobatan alternatif melalui pengawasan-obsevasi dan tindakan terapi yang dilakukan sesuai dengan kondisi pasien. Dengan kata lain, perawatan pasien dengan intensif dan sistemik,” katanya kepada ruber, Jumat (6/9/2019).
Gumilar mengatakan, melalui metoda pengobatan yang dilakukannya ini, telah mengobati banyak pasien.
Khusus untuk pasien Skizofrenia ini, kata Gumilar, Ponpes Nurul Firdaus memiliki program pesantren rehabilitasi mental/gangguan jiwa.
“Program ini, membutuhkan waktu selama empat bulan atau 120 hari kerja. Insya Allah, dalam waktu yang telah ditetapkan itu, kami bisa membantu pasien sembuh dari gangguan jiwa yang dialaminya,” sebutnya.
Soal biaya, kata Gumilar, Ponpes Nurul Firdaus tidak akan memberatkan pihak keluarga.
Selain biayannya terjangkau, Ponpes Nurul Firdaus juga memberikan keringan kepada pihak keluarga, berupa biaya pengobatan yang dapat dibayar dengan cara diangsur.
“Dengan biaya total hanya Rp27.5 juta dan bisa dicicil, biaya tersebut termasuk biaya makan dan minum pasien, laundry, hypnotherapy, ruqyah syar’iyyah. Selain itu, pasien juga akan mendapatkan guiding and counseling, alat mandi, satu potong pakaian, pemeriksaan perawat atau dokter,” ucapnya.
Gunilar menyatakan, penderita Skizofrenia pada umumnya memiliki ciri-ciri, seperti suka berhalusinasi.
Baik secara visual maupun pendengaran (Kerap mendengar bisikan-bisikan yang seolah-olah memerintahkan sesuatu) atau proyeksi ingatan masa lalu.
Ciri lainnya, bertingkah laku abnormal dan berdasarkan insting semata (kehilangan akal atau logika).
Kemudian, kerap mengalami delusi. Yaitu keyakinan bahwa seseorang seolah-olah mengalami sesuatu (alam khayal).
“Penderia Skizofrenia juga tidak mampu berkomunikasi dengan baik, kehilangan fokus, lebih suka menyendiri dan tidak dapat dikontrol,” terangnya.
Di dunia medis, lanjut Gumilar, pasien yang memiliki gangguan kejiwaaan (Skizofrenia) akan diberikan obat penenang atau antipsikotik.
Obat ini, berfungsi untuk menenangkan penderita pada keadaan pikiran gelisah atau kacau dengan efek relaksasi dan mengantuk.
Pada umum, kata Gumilar, pasien Skizofrenia menggunakan obat penenang ini dalam jangka panjang bahkan ada yang seumur hidup.
“Rehabilitasi untuk pasien Skizoprenia ini di antaranya bisa melalui metode atau teknik pemberian obat-obatan dari psikiater dengan standar keamanan yang berlaku, dan obat-obatan ini akan ditarik sedikit demi sedikit dengan pengawasan ketat,” ucapnya.
Metode penyembuhan yang dilakukan Ponpes Nurul Firdaus juga melalui cara Ruqyah syar’iyyah atau Alquran Healing atau Islamic Exocist.
Islamic Exocist ini merupakan metode terapi mendengarkan ayat suci Alquran yang berfungsi memberikan stimulasi pada otak secara simultan.
“Secara medis, dapat dibuktikan bahwa ruqyah syar’iyyah dapat merangsang jaringan syaraf diseluruh tubuh hingga ke otak dan juga dengan izin Allah keberkahan Alquran, mukjizat itu akan datang,” tambahnya.
Gumilar menambahkan, metode lain yang dilakukan pada orang terkena gangguan jiwa adalah melalui cara bekam atau hijamah, atau cupping blood yang berfungsi mengeluarkan toksin dalam darah, mencegah penggumpalan darah, memperbaiki organ tubuh, serta bekam pada titik kepala dapat memperbaiki fungsi jaringan syaraf otak.
Kemudian melalui terapi salat atau ibadah khusyuk. Terapi ini berfungsi untuk menyetabilkan emosi, fokus dan ketenangan serta kedekatan pada Allah.
Cara totok syaraf juga dapat bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi darah dan memastikan jaringan saraf tubuh bekerja secara maksimal.
Kemudian, lanjut Gumilar, terapi yang dilakukan juga melalui metode akupuntur stimulasi otak dan perbaikan fungsi organ tubuh, secara sistematis. Lalu, melalui cara herbalogi. Yaitu metode terapi herbal terstandar.
Gumilar menambahkan, rehabilitasi psikologis dengan metode terapi pendekatan persuasif-kognitif juga dilakukan untuk memperbaiki mental pada orang yang terkena gangguan jiwa.
Cara ini juga bermanfaat untuk memperbaiki perilaku dengan kedisiplinan mengenalkan kembali hak dan tanggungjawab. Sehingga, terapi ini mampu membentuk dan stimulasi perilaku normal.