SUMEDANG, ruber — Kondisi bangunan SDN Cinangsi di Desa Citaleus, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang sangat memprihatinkan.
Bangunan yang terdiri dari enam ruangan belajar dan satu kantor/ruang guru itu mengalami kerusakan pada tiap kusen dan pintunya.
Bahkan, di ruang kelas 4, 5 dan 6 beberapa jendela dan pintu sudah tidak mempunyai kusen. Pintu dan jendela pun hanya sekadar menempel.
Sehingga, untuk menutup pintu agar tidak sampai terbuka harus memakai tali rapia atau memakai palang kayu.
“Beberapa jendela kaca juga ditutup dengan memakai kayu yang dipalang dan dipaku. Karena, kusennya sudah tidak ada,” ujar Kepala SDN Cinangsi Ecin.
Dia menuturkan, semua itu dilakukan untuk menjaga keamanan sekolah dari para pelaku kejahatan.
Meski barang-barang berharga ataupun arsip sudah diamankan oleh para guru.
“Pernah sejali terjadi kemalingan makanan anak-anak di kulkas kantin sekolah. Pelaku masuk dengan cara mencokel jendela,” tuturnya.
Sementara, untuk bagian atap bangunan kelas masih layak karena sebagian sudah memakai baja ringan.
“Lantai pun masih layak, meski ada beberapa yang sudah mengelupas,” ucapnya.
Kondisi ini, kata dia, sudah berlangsung sejak 5 tahun lalu, tepatnya sekitar tahun 2014.
Sementara, untuk sekolah lain di wilayah Kecamatan Buahdua dipastikan ada rehab tiap tahunnya.
“Sebenarnya, pihak sekolah sudah sering mengajukan untuk adanya bantuan rehab. Namun, sampai sekarang belum ada realisasinya,” jelasnya.
Keluhan lainnya, kata dia, kursi dan mebelair di SDN Cinangsi untuk kegiatan belajar mengajar sudah kekurangan, akibat mengalami kerusakan.
Kursi kantor pun harus nyicil oleh pihak sekolah dari sisa-sisa anggaran yang ada.
“Selain itu, bantuan untuk sekolah tidak ada. Termasuk, bantuan alat alat olah raga, karena SDN Cinangsi dulunya merupakan SD Ippor bersama dengan SD Nagrak,” jelasnya.
Para guru pun berharap, kepada pihak terkait agar SDN Cinangsi dapat diperhatikan keadaan bangunan dan fasilitas lainnya.
Terutama, untuk keamanan dan kenyamanan siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Termasuk, untuk keamanan penyimpanan arsip sekolah.
“Selain kondisi kusen yang hancur, beberapa bulan lalu telah terjadi tanah longsor. Hal ini menjadikan beban para guru bertambah, karena selain mendidik anak, juga takut terjadi longsor susulan yang berakibat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,” ucapnya. luvi