twads.gg

1.6 Miliar Euro Bantuan Kemanusiaan bagi Palestina dari Uni Eropa

1.6 Miliar Euro Bantuan Kemanusiaan bagi Palestina dari Uni Eropa
Petugas Unmas mengecek Kondisi RS Al Ahli rusak parah akibat serangan Israel. Foto from Al Jazeera

BERITA INTERNASIONAL, ruber.id – Uni Eropa menyatakan paket bantuan kemanusiaan sebesar 1.6 Miliar Euro (1.8 Miliar Dolar AS) akan diserahkan ke Pemerintahan Palestina, Senin (15/4/2025) dari Brussel, Belgia waktu setempat.

Dilansir dari AP News, bantuan kemanusiaan ini ditujukan untuk membangun kembali wilayah Pesisir Barat, Yerusalem, dan Gaza.

Bantuan ini, tiba saat Palestina tengah sengit-sengitnya digempur oleh Israel. Khususnya, di Gaza selama akhir minggu kemarin.

Lebih dari sepertiga bantuan tersebut berbentuk finansial yang akan dikirim dalam kurun waktu dua tahun untuk mendukung Pemerintah Palestina dalam berbagai sektor.

“Program kami dilaksanakan untuk mendukung warga Palestina dalam membangun masa depan yang baik.”

“Semua ini tentang kapasitas pemerintahan, memajukan pemulihan ekonomi, dan menguatkan ketangguhan sektor swasta,” ujar Komisioner Mediterania Uni Eropa, Dubravka Suica.

Baca juga:  Kereta Gantung Jatuh di Italia, 3 Turis Asing dan Masinis Tewas

Aparat Pemerintah Palestina yang berfungsi dan terbentuk dengan akan memegang peran penting setelah konflik berakhir di Gaza.

“Di situlah posisi kami,” ujar Perdana Menteri Palestina, Muhammad Mustafa.

Lebih dari 576 Juta Euro akan diberikan sebagai proyek pendanaan di berbagai sektor di wilayah Palestina, dengan 82 Juta Euro diataranya akan masuk ke agensi pengungsian Palestina milik PBB.

Sektor swasta akan mendapatkan hingga 400 Juta Euro dengan bunga pinjaman rendah dari Uni Eropa.

Hingga kini, Uni Eropa adalah donor kemanusiaan terbesar dunia bagi Palestina.

Serangan Rumah Sakit di Gaza

Dilansir oleh Al-Jazeera, organisasi kemanusiaan Al-Haq menyatakan, serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza pada Minggu adalah bagian dari serangan genosida atas fasilitas, kendaraan, peralatan dan staff kesehatan.

Baca juga:  Perang Rusia-Ukraina Menuju Titik Damai, 3 Poin Jadi Sorotan

“Serangan udara kemarin di fasilitas medis adalah serangan lanjutan sejak dibomnya Rumah Sakit Turki-Palestina yang merupakan RS kanker terakhir di Gaza pada 20 Maret lalu,” ujar AL Haq.

Kurang dari setengah rumah sakit di Gaza masih berfungsi, mereka sulit untuk melayani perawatan medis. Melalui, rusaknya gedung-gedung dan kurangnya suplai obat akibat blokade Israel.

“Tidak hanya tiada tempat aman lagi di Israel. Namun, setiap harinya Israel menghancurkan seluruh alat pendukung untuk keselamatan Gaza. Dengan membombardir udara, serangan darat, kelaparan, penyakit, dan kecapaian,” tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB mengkonfirmasi pula bahwa 70 persen wilayah di Jalur Gaza kini telah hancur akibat serangan Israel.

Petisi Pasukan Israel Agar Tidak Ikut Berperang

Pasukan militer Israel, telah menandatangani petisi untuk menghentikan perang di Gaza dan mempercepat pemulangan tawanan Israel.

Baca juga:  Volodomyr Zelensky Ngotot Ingin Ketemu Putin

Radio Tentara Israel (IAR) menyatakan, baru-baru ini anggota Brigade Golani ikut menandatangani petisi penghentian perang. Setelah ribuan pasukan tentara sebelumnya menandatangani petisi tersebut.

Petisi terebut, telah mulai beredar sejak minggu lalu, yang pertamakali ditandatangani oleh seribu anggota cadangan Angkatan Udara Israel.

Petisi itu lalu beredar di antara veteran dan petugas militer di pasukan lapis baja, angkatan laut dan banyak unit militer lainnya.

Pada Minggu (13/4/2025) lalu, sekitar 200 dokter militer ikut menandatangani satu bentuk petisi tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam bahwa anggota militer yang tengah aktif akan segera diberhentikan jika menandatangani petisi tersebut. ***