Wujudkan Zero Gizi Buruk, Pemkab Pangandaran Berikan Bantuan Selama 90 Hari

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, akan menangani penderita gizi buruk dan gizi kurang.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan sebanyak 57 penderita gizi buruk dan 600 gizi kurang yang tercatat akan diberikan bantuan masing-masing sebesar Rp25.000/hari.

“Bantuannya berupa makanan siap saji, nanti diantar langsung sama kader Posyandu ke rumah penderita. Itu selama 90 hari,” katanya belum lama ini.

Jeje menuturkan, kemungkinan program penanganan gizi buruk dan gizi kurang ini pertama yang dilakukan Pemkab se Indonesia.

Dengan program seperti itu, kata Jeje, dirinya berharap kebutuhan makanan 4 sehat 5 sempurna untuk penderita tersebut tercukupi.

Dengan berjalannya waktu, pihaknya akan terus memantau progres program itu dalam upaya menangani gizi buruk dan gizi kurang di Kabupaten Pangandaran.

Baca juga:  Warga Pangandaran Diminta Lapor Jika Ditarif Sopir Ambulans

“Upaya ini juga untuk mewujudkan kabupaten yang zero gizi buruk dan gizi kurang,” ujarnya.

Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran Ida Nurlaela menyebutkan, program yang bakal dilaksanakan Pemkab Pangandaran berkesinambungan dengan program PKK Provinsi Jawa Barat.

Dimana, kata Ida, PPK Jabar memiliki program Sekolah Perempuan Mencapai Cita-cita (Sekoper Cinta) yang bertujuan mengatasi persoalan stunting, gizi buruk dan gizi kurang.

Tak hanya itu, Sekoper Cinta juga memiliki tujuan meminimalisasi tingkat KDRT lantaran persoalan ekonomi.

Kemudian, masalah human traficking yang marak terjadi d masyarakat karena kasus ekonomi, serta membuka wawasan untuk perempuan agar ada kesetaraan gender.

Ida menyebutkan, masalah stunting di Jabar tercatat 12.6%, sedangkan di Kabupaten Pangandaran sendiri tercatat hanya sekitar 1.2%.

Baca juga:  Lima Desa di Pangandaran Ini Masih Masuk Kategori Tertinggal

Angka tersebut, kata Ida, berhasil dengan komitmen Pemkab mewujudkan zero stunting, bahkan angka gizi buruk dan gizi kurang itu terus berkurang.

Dengan begitu, keberadaan kader Posyandu harus menjadi garda terdepan dalam masalah tersebut.

Terlebih, bidan juga berperan menjadi penentu sebagai koordinator dalam suatu Posyandu. Apalagi mereka (bidan dan TPD) sekarang diberikan fasilitas sepeda motor oleh Pemkab.

Ida mengungkapkan, dirinya berharap program bantuan makan siap saji pada penderita gizi buruk dan gizi kurang ini menjadi stimulan bagi masyarakat.

Selain itu, timbul kepedulian masyarakat pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Masalah anak, kata Ida, bukan hanya tanggungjawab orang tua, tapi tanggungjawab bersama.