Trauma Healing dan Nyanyian di Tengah Pengungsi Korban Bencana Bogor

BOGOR, ruber.id — Sejumlah Polwan melakukan trauma healing atau penyembuhan psikologi kepada warga terdampak bencana di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2020).

BACA JUGA: Tiga Korban Tertimbun Longsor di Bogor Belum Ditemukan, Tim SAR Perpanjang Waktu Pencarian

Trauma Healing dilakukan mengingat masih banyaknya korban pengungsi bencana alam tanah longsor dan banjir yang masih belum move on.

Paskabencana hebat yang menerjang kawasan itu, psikologis warga terdampak masih banyak yang terganggu, terutama anak-anak.

Hal ini karena mereka belum mendapatkan akses menuju keluar daerah akibat banyaknya longsor yang menyebabkan jalan terputus. Sehingga status desa di wilayah mereka tinggal menjadi terisolasi.

Atas dasar ini, para Polwan dan Bhayangkari semangat untuk berkontribusi memberikan trauma healing, khususnya bagi anak-anak.

Baca juga:  Longsor Putus Jalan Cimarias-Cinanggerang di Sumedang

Tampak, sejumlah anak berada di dalam tenda pengungsian di lapangan sepakbola di Kampung Siranggap, Desa Nanggung, Kabupaten Bogor.

Mereka diajak bermain, bercanda dan bersenda-gurau oleh para Polwan cantik ini.

Tujuannya, agar anak-anak korban bencana ini kembali memancarkan senyuman indah. Lebih jauhnya, membangkitkan kembali asa yang pernah pudar.

Kedatangan para Polwan dan Bhayangkari ini pun disambut riuh anak-anak di posko pengungsian.

Beberapa di antaranya tampak tersipu malu menatap para wanita dari kesatuan Polri ini.

Dengan seragam lengkap, Polwan menyapa mereka. Balutan kain pink khas Bhayangkari juga membuat suasana lebih berwarna.

“Assalamualaikum anak-anak,” sapa lembut nan ramah perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), Yulita.

Baca juga:  Ridwan Kamil Bonceng Legenda Hidup Pembalap Indonesia Keliling Kota Mataram

Melihat pemandangan baru di lokasi pengungsian ini, puluhan anak yang mayoritas santri pengajian itu menjawab dengan riang, Waalaikum salaam ibu polisi.

Suasana menjadi kian hangat setelah AKP Yulita memeluk salah satu anak di pengungsian.

Seluruh porsonel Polwan pun mulai membuka atau berinteraksi dengan anak lainnya.

Yulita mulai membuka trauma healing dengan bercerita. Ceritanya, seputar hikmah bencana alam.

Seluruh mata polos anak ini pun memandang Yulita dengan seksama.

Suasana kian hangat manakala tim trauma healing Polwan beserta Bhayangkari bernyanyi bersama anak-anak.

Dipimpin kak Olin, panggilan Bripda Carolina, mereka bernyanyi bersama. Di sini senang. Di sana senang. Di mana-mana hatiku senang… la la la la la lalala.

Baca juga:  Tenggelam di Sungai Cipunagara, Kakek asal Subang Belum Ditemukan

Usai bernyani, puluhan anak itu diberikan kado. Isinya beragam, ada alat tulis hingga buku cerita anak.

Diharapkan trauma healing yang dilakukan ini membuat mimpi anak-anak generasi penerus bangsa ini tidak pernah putus, dalam kondisi apapun.

Jamal, salah seorang Kepala Keluarga korban bencana tanah longsor menyampaikan terima kasihnya kepada kapolres dan kapolsek yang telah menurunkan anggotanya memberikan trauma healing dan pengobatan gratis kepada Desa Nanggung.

“Terima kasih atas apa yang telah dilakukan untuk kami korban bencana longsor di sini,” ucap Jamal di tenda pengungsian. (R007/moris)

Baca berita lainnya: Ketua DPRD Kabupaten Bogor: Sukajaya adalah Kita