Tidak Tamat Sekolah, Deri Sukses di Bisnis Olahan Ayam, Kuncinya Jujur dan Jangan Pantang Menyerah

Img wa
Img wa

SUMEDANG, ruber — Kesuksesan dapat dilihat dari kegigihan dan kerja keras seseorang yang ingin mengubah nasibnya sendiri.

Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Deri Ramdani. Deri berhasil membuktikan bahwa ia bisa sukses di bisnis olahan ayam. Kini, Deri menjadi salah satu pengusaha olahan ayam asal Sumedang yang telah meraup untung dari bisnisnya tersebut.

Kepada ruber, Deri mengaku tidak lulus sekolah. Namun, dengan kerja kerasnya dia mampu merintis usaha aneka olahan ayam dan sukses.

“Saya keluar sekolah kelas 2 SMA, tapi dengan kerja keras saya yakin hasilnya akan indah,” ujarnya kepada ruber, Minggu (13/1/2019).

Usaha aneka olahan ayam yang berada di Jalan Kartini Nomor 25, Sumedang, ini telah dirintis selama satu tahun. Dan saat ini Deri dibantu oleh 2 orang karyawan.

Baca juga:  Menteri Teten Masduki Siapkan Rencana Besar untuk UMKM di Sumedang

Menurut Deri, usaha berbahan baku ayam di Sumedang saingannya sangat banyak. Jadi harus pintar-pintar mencari peluang.

“Minta teman untuk nongkrong di sini. Terus pasang free wifi untuk pelanggan,” tambahnya.

Selain tertarik dengan menu ayam, Deri mengaku memiliki modal yang cukup untuk memulai bisnis ayamnya dan mengikuti saran dari temannya agar membuka bisnis aneka olahan ayam.

“Menunya ada ayam keranjang, ayam geprek, ayam saus tiram, chicken pedas, chicken bakar, dan menu spesial lainnya,” akunya lagi.

Disamping itu, kasus ayam tiren (mati kemaren) telah menjadi keresahan masyarakat terutama para penikmat ayam dan para pengusaha olahan ayam.

Namun Deri tidak khawatir dengan kasus tersebut karena dia mengaku ayamnya 100% segar.

Baca juga:  Talas Jepang Satoimo di Tanah Sumedang, Kualitas Terbaik di Indonesia

“Kalau yang lain kan belanjanya di pasar. Kalau saya bekerja sama dengan peternak ayam terbesar di Subang,” paparnya.

Selain menyaksikan sendiri pemotongan ayam yang dipesan, Deri merasa kurang puas dengan jatah ayam yang dipesannya dari peternak.

“Saya kurang puas dengan jatah ayamnya. Karena jatah dari peternaknya dikasih sedikit, sedangkan yang beli ayam saya melebihi dari jatah,” katanya.

Usaha olahan ayam yang menghabiskan 25 kg/hari ini memiliki pelanggan dari luar kota.

“Dalam usaha jangan pernah pantang menyerah. Terus kejar impian, harus berusaha. Jangan dengarkan apa kata orang, yang penting harus jujur dengan usahanya,” pesannya. riany/mg

loading…