BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Tari semi kolosal ketuk tilu yang dipentaskan 50 pelajar wanita di Kota Tasikmalaya meriahkan gelaran Kibar Budaya Jilid 6.
Kibar Budaya Jilid 6 yang digagas Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) sendiri digelar di Mayasari Plaza Tasikmalaya, Minggu (20/6/2021).
Selain dibuka oleh pementasan tari semi kolosal ketuk tilu dari rumpun Seni Tari. Kibar Budaya juga dibuka oleh rumpun Seni Musik Religi, dan Seni Tata Busana.
Meski digelar secara berbeda dari tahun sebelumnya, namun para seniman mampu menampilkan kreativitas mereka secara optimal.
Digelar di masa Pandemi, Kibar Budaya Jilid 6 ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, juga digelar secara virtual.
Pembukaan Kibar Budaya Jilid 6 dikemas sangat apik. Hal ini terlihat, dalam sajian pertunjukkan saat menyambut para tamu undangan. Dari beberapa perwakilan di lingkungan Pemkot Tasikmalaya. Termasuk, kehadiran Plt Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf.
Bahkan, antusias para pegiat seni dan penonton terlihat sejak acara dimulai. Dengan sajian Tarian Sulanjana (tari ketuk tilu) yang dipentaskan oleh 50 penari gabungan. Dari beberapa sanggar seni dan diiringi 8 pasang Lengser Ambu.
Selain mendapat apresiasi dari Plt Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, Kibar Budaya Jilid 6 ini terasa begitu semarak dengan iringan musik pencak silat.
Pagelaran juga terasa khidmat, dengan nuansa musik religi yang disajikan kelompok musik dari salah satu pesantren yang ada di kota Tasikmalaya.
Tari Ketuk Tilu Semi Kolosal
Pimpinan Lingkung Seni Dewa Motekar, Chris Novika Supardi menyebutkan, tarian ketuk tilu yang ditampilkan ini. Digarap semi kolosal karena disajikan oleh 50 penari wanita yang masih berstatus pelajar.
Konsep garap ini, kata Chris, merupakan inovasi. Karena, melihat potensi para pelajar yang ternyata begitu antusias dalam sajian pertunjukkan.
“Meskipun, saat pementasan harus menjaga jarak saat menari. Namun, penampilan mereka sangat maksimal. Sehingga, sangat disayangkan, apabila potensi dan kreativitas anak-anak ini, tidak disalurkan atau dikembangkan,” ucap Chris. Koreografer tarian kolosan tersebut.
Chris menambahkan, dengan aturan ekstra ketat karena masih Pandemi. Tapi, tidak mengecilkan hati para penggiat seni di Tasikmalaya. Untuk terus berkreativitas.
“Kami berharap, semoga Pandemi ini cepat berlalu. Supaya dapat memupuk bakat dan potensi-potensi yang dimiliki anak-anak. Terutama, untuk lebih mencintai seni dan budaya yang ada di Kota Tasikmalaya,” harap Chris. (andy kusmayadi)
BACA JUGA: Kibar Budaya Jilid 6, Plt Wali Kota Tasikmalaya Ajak Seniman Melek Teknologi