BERITA SUMEDANG, ruber.id – Kabupaten Sumedang, menjadi tuan rumah pelatihan pembuatan alat musik tradisional Sunda, angklung, di Jawa Barat.
Pelatihan pembuatan angklung di Sumedang ini menjadi bagian dalam upaya melestarikan seni dan budaya tradisional.
Pelatihan diikuti perwakilan dari empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu Tasikmalaya, Garut, Cianjur, dan Sumedang sebagai tuan rumah.
Kegiatan ini, secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati.
Acara yang digagas oleh Himpunan Penggiat Angklung Indonesia ini, bertujuan untuk menjaga eksistensi angklung, alat musik khas Sunda yang telah diakui Unesco, sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak 2010.
Tuti menegaskan, angklung bukan sekadar alat musik. Melainkan, simbol kearifan lokal dan kreativitas masyarakat Sunda yang diwariskan lintas generasi.
“Pengakuan Unesco terhadap angklung, memberikan tanggung jawab besar bagi kita untuk memastikan warisan ini terus lestari. Pelatihan ini, merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan pelestarian angklung di era modern,” kata Tuti.
Tuti menjelaskan, meski kebutuhan akan angklung terus meningkat, produksi alat musik ini masih terpusat di Bandung.
Oleh karena itu, Tuti berharap, melalui pelatihan yang diikuti 40 peserta, dapat muncul pengrajin-pengrajin baru yang mampu memenuhi permintaan angklung dari berbagai daerah.
“Kegiatan ini, tidak hanya melahirkan pengrajin baru. Tetapi, membuka peluang untuk mendistribusikan pusat produksi angklung ke wilayah lain di Jawa Barat. Ini, menjadi awal dari ekosistem baru bagi pengembangan angklung,” ucap Tuti.
Selama dua hari pelatihan, para peserta akan dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam membuat angklung yang berkualitas.
Tuti mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, media, hingga masyarakat umum, untuk bersinergi dalam mendukung pelestarian angklung.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai awal kebangkitan sentra kerajinan angklung di Sumedang. Dengan kerja sama yang solid, seni tradisional ini dapat terus menjadi kebanggaan lokal dan global,” jelas Tuti.
Pelatihan ini, dapat menjadi tonggak penting dalam melestarikan dan mengembangkan seni angklung. Sekaligus, mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah.***