Studio Hybrid Learning Milik SMP di Sumedang Pertama di Indonesia

Hybrid Learning di SMP di Sumedang
Bupati Dony berinteraksi dengan siswa melalui daring di Studio Vatsoe milik SMPN 4 Sumedang. Studio ini dibangun untuk menunjang metode hybrid learning. r003/ruber.id

BERITA SUMEDANG, ruber.id – Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sumedang memiliki studio hybrid learning guna menunjang pembelajaran di era digital dewasa ini.

SMPN 1 Sumedang, menjadi pionir dalam pembangunan studio hybrid learning ini.

Tidak hanya SMP pertama di Sumedang. Tapi juga yang pertama dibangun di Jawa Barat dan Indonesia.

Metode hybrid learing, atau pembelajaran campuran sendiri merupakan program pendidikan formal.

Program ini, memungkinkan siswa belajar melalui konten dan petunjuk yang disampaikan secara daring.

Dengan kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan belajar

Di mana, metode hybrid learning ini mulai diterapkan di tengah pandemi Covid-19. Yang menuntut lahirnya kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Baik itu di tingkat TK, SD maupun SMP.

Baca juga:  Gempa Banten, Kapolres Sumedang: Tidak Ada Kerusakan, 26 Kecamatan Aman

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengunjungi studio hybrid learning milik SMPN 1 Sumedang dan SMPN 4 Sumedang ini pada Rabu (18/7/2021).

Studio SMPN 1 Sumedang dinamakan Angkasa. Yaitu kepanjangan dari Aktif, Inovatif, Inspiratif, Gemilang, Kreatif ala Spensa.

Sedangkan studio kedua yang dikunjungi, yakni Studio Vatsoe milik SMPN 4 Sumedang.

Bupati Dony pun berkesempatan melakukan talkshow dengan perwakikan peserta didik melalui jaringan daring di dua studio ini.

Permudah Pembelajaran Online

Dony menjelaskan, studio hybrid learning ini dibuat dalam rangka mempermudah pembelajaran daring atau online.

Sehingga, para guru bisa leluasa dan nyaman menyampaikan materi pembelajaran. Kepada para siswa di tengah pandemi Covid-19.

“Saya apresiasi atas dibangunnya studio hybrid learning di SMPN 1 dan SMPN 4. Ini merupakan yang pertama di Indonesia untuk tingkat SMP,” jelasnya.

Baca juga:  Ini Kendala yang Dihadapi Kemenag Pangandaran dalam Administrasi Pendidikan

Dony menyebutkan, kreativitas dan inovasi yang dikembangkan. Yaitu teknik pembelajaran virtual dan penguasaan teknologi informasi.

Selain itu juga, komunikasi dengan memanfaatkan peralatan sekolah yang ada. Seperti televisi, komputer, dan laptop yang dirakit menjadi studio.

“Inovasi dan kreativitas memanfaatkan peralatan yang ada di sekolah. Untuk membuat studio seperti ini akan mempermudah pelajaran daring,” ujarnya.

Ke depan, kata Dony, studio seperti ini akan dibangun di seluruh sekolah tingkat SMP di Sumedang. Dan untuk tahap awal akan dibangun di 30 sekolah.