SPP Pangandaran Berhasil Ciptakan Kopi Tradisional 

Img
SERIKAT Petani Pasundan (SPP) Kabupaten Pangandaran berhasil ciptakan produk kopi tradisional, syam/ruber.id
SERIKAT Petani Pasundan (SPP) Kabupaten Pangandaran berhasil ciptakan produk kopi tradisional, syam/ruber.id

PANGANDARAN, ruber.id — Petani kopi di bawah binaan organisasi Serikat Petani Pasundan (SPP) Kabupaten Pangandaran berhasil ciptakan produk kopi tradisional.

Salah seorang pendamping SPP di Kabupaten Pangandaran Nur Arifin, 30, mengatakan, hasil panen petani kopi di Pangandaran setiap musim panen rata-rata mencapai 50 ton.

BACA JUGA: Kopi Robusta asal Pangandaran Dilirik Negeri Sakura

Namun, kata Nur, harga kopi tidak sesuai harapan petani karena kalah saing dalam menentukan harga kopi di pasaran.

“Harga jual kopi dari petani ke tengkulak ditampung dengan harga yang sangat rendah, hanya Rp15.000/kg,” katanya kepada ruber, Rabu (11/9/2019).

Baca juga:  Proyek Jembatan Cikidang di Pangandaran Mangkrak

Nur menuturkan, keprihatinan tersebut sejumlah aktivis Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Forum Aspirasi Rakyat dan Mahasiswa Ciamis (Farmaci) melakukan pendampingan kepada petani kopi SPP.

“Kami melakukan pendampingan kepada petani agar mereka paham hukum, berpenghasilan lebih dan mampu bersaing dalam memasarkan hasil pertanian,” tuturnya.

Nur menambahkan, setelah dilakukan pembinaan, petani kopi kini bisa memasarkan kopi dengan harga yang layak dan mampu bersaing di pasaran.

“Agar harga kopi tidak rendah, petani kopi dilatih untuk menghasilkan biji kopi yang berkualitas,” tambahnya.

BACA JUGA: Komoditas Kopi Digemari Warga Pangandaran

Nur menjelaskan, petani kopi disarankan untuk memetik buah kopi yang sudah merah yang biasa disebut chery.

Baca juga:  5 Jabatan Kepala Dinas di Pangandaran Dijabat Pelaksana Tugas

“Setelah selesai pemetikan, petani kopi juga dilatih cara penjemuran kopi dan pemilihan biji kopi yang berkualitas.”

“Sesudah biji kopi kering, petani kembali memilih bahan yang tidak cacat, sehingga setelah diroasting berhasil menciptakan rasa kopi yang khas,” jelasnya.

Nur memaparkan, melalui pengolahan kopi yang maksimal, harga kopi kering atau greand beand mencapai Rp30.000 hingga Rp50.000/kg.

“Selain mampu memberdayakan ekonomi petani kopi, maka sebagai pendamping juga berhasil memproduksi kopi Kujang Pasundan,” paparnya.

Nur menyebutkan, Kopi Kujang Pasundan yang diproduksi pendamping tersebut berbahan dasar kopi petani binaan SPP.

“Harga jual kopi Kujang Pasundang di pasaran saat ini mencapai Rp50.000/250 gram,” sebutnya. syam