Batu Cikabuyutan Pemberi Tanda Bencana di Pangandaran Hilang

Batu Cikabuyutan
BATU Cikabuyutan merupakan salah satu peninggalan sejarah di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. ist/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Situs batu Cikabuyutan yang merupakan salah satu peninggalan sejarah di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menghilang.

Semula batu tersebut berada di Dusun Binangun, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang.

Seorang budayawan Pangandaran Kundil mengatakan, batu Cikabuyutan menyerupai gajah yang terbagi menjadi tiga bagian.

“Ada bagian kepala, bagian badan dan bagian ekor,” kata Kundil.

Dari tiga bagian itu, saat ini yang ada hanya bagian kepala saja.

Batu ini sudah ada sejak tahun 1800. Masyarakat meyakini batu tersebut merupakan salah satu simbol pemberi informasi bencana alam. Yang digunakan oleh orang tua terdahulu bernama Aki Gede dan Nini Gede.

“Jika akan terjadi bencana alam, batu ini biasanya berputar dan mengeluarkan dentuman suara yang menggelegar,” ujarnya.

Baca juga:  Baru 16% Warga Pangandaran yang Divaksin Covid-19

Kalau batu itu berputar dan mengeluarkan suara mengelegar, Aki Gede dan Nini Gede langsung memberi kabar kepada masyarakat akan terjadi bencana alam dan harus berhati-hati.

“Pada tahun 1970 ke tiga batu Cikabuyutan sempat menghilang dan ditemukan oleh Eyang Ajasana. Namun tidak lama setelah ditemukan kembali menghilang dan pada tahun 1990 ditemukan lagi oleh Abah Asnawi, tapi di tempat yang berbeda,” tuturnya.

Abah Asnawi menemukan batu itu di komplek Bandara Nusawiru. Dan berdasarkan kesepakatan para tokoh, akhirnya dikembalikan ke tempat asal.

Kundil menjelaskan, saat ini para tokoh budayawan masih mencari keberadaan sebagian dua batu Cikabuyutan bagian badan dan ekornya.

Kundil berpesan, masyarakat yang mengetahui keberadaan dua batu Cikabuyutan untuk berkoordinasi dengannya supaya barang bersejarah tersebut terdata dan tertata sesuai keasliannya. (R001/smf)