SUMEDANG, ruber — Setelah sebelumnya sempat diburu warga bersama anggota TNI/Polri dan Perbakin Sumedang, serangan ajag atau serigala liar kembali gegerkan warga Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang.
BACA JUGA: Hewan Ternak Mati Diserang Ajag, Warga Tanjungkerta Sumedang Resah
Serangan ajag terhadap hewan ternak warga kali kedua ini terjadi Selasa (16/7/2019) dini hari.
Sebelumnya, ajag sempat menyerang hewan ternak warga di wilayah Desa Gunturmekar. Dan kini, serangan serupa terjadi di wilayah Desa Banyuasih.
Paskadiketahui menyebabkan delapan ekor domba warga mati, pihak desa bersama unsur TNI/Polri dan Perbakin berusaha memburu kawanan serigala liar ini. Sayang, perburuan ini dikabarkan tidak membuahkan hasil.
Sehingga, serangan serigala liar kembali terjadi dan membunuh sedikitnya empat ekor domba milik Usin, 65, warga Dusun Ciereng Kidul RT 02/08 Desa Banyuasih.
Peristiwa itu sendiri, kabarnya pertama kali diketahui oleh pemilik domba, yakni Usin, pada saat akan memberikan pakan pada hewan ternaknya, Selasa (16/7/2019) pagi.
Usin mengaku kaget karena ketika dia tiba di kandang miliknya di Blok Sawah Asod, ternyata domba-domba ternaknya itu malah ditemukan sudah tergeletak mati dengan kondisi leher terluka akibat bekas cengkeraman atau gigitan hewan buas.
Mengetahui hewan ternaknya dimangsa hewan buas, Usin pun langsung kembali ke rumah dan melaporkan kejadian itu ke warga terdekat.
Hingga akhirnya, berita itu pun terus tersebar luas dan menjadi perbincangan warga lainnya di wilayah Tanjungkerta.
Kepala Desa Banyuasih Dadang, membenarkan soal informasi tersebut.
Malah, kata dia, setelah mendapat laporan, saat itu juga pihaknya bersama Babinkamtibas dan Babinsa langsung melakukan pengecekan ke lokasi kejadian.
“Dan ternyata benar, domba-domba milik Pa Usin ini sudah mati akibat cengkeraman atau gigitan hewan buas di lehernya,” katanya, Selasa.
Dari hasil pantauan di lapangan, kata dia, dugaan sementara kematian empat ekor domba itu memang disebabkan karena cengkeraman atau gigitan hewan buas pada leher domba-domba tersebut.
Bahkan, lanjut dia, jika dilihat dari bentuk lukanya, kematian hewan ternak di Dusun Ciereng Kidul ini, sangat mirip dengan peristiwa kematian yang menimpa domba-domba sebelumnya di wilayah Desa Gunturmekar.
Sebab, empat bulan yang lalu, peristiwa serupa sebenarnya sempat terjadi pula di Dusun Ciereng Kidul.
Hanya saja, peritiwa sebelumnya itu, memang tidak langsung menyebar luas seperti sekarang ini.
“Serangan hewan buas seperti ini, sebenarnya sempat terjadi juga sekitar empat bulan lalu di daerah ini. Cuma dulu itu informasinya tidak langsung ramai menyebar seperti sekarang,” katanya.
Dadang menambahkan, sebagai langkah antisipasi, pihak desa kini mengeluarkan imbauan kepada warga supaya bisa tetap tenang dan mengaktifkan kembali ronda malam.
Supaya ketika ada tanda-tanda serangan hewan buas lagi, warga bisa langsung bergerak untuk memburunya.
“Saya minta warga jangan panik. Tenang saja, malah untuk mengatisipasinya kita harus lebih giat lagi mengaktifkan ronda malam,” ujarnya. luvi